Ilustrasi dolar AS. Foto: MI
Annisa Ayu Artanti • 3 December 2024 10:59
Jakarta: UBS mengatakan, dolar saat ini berada di level tertinggi, setelah lonjakan terbaru yang dipicu oleh Trump.
"Kami memperingatkan valuasi dolar tampak terlalu tinggi pada level saat ini," kata para analis di UBS dilansir
Xinhua, Selasa, 3 Desember 2024.
Peringatan ini muncul setelah indeks dolar DXY naik sekitar 0,5 persen pada Senin menjadi di atas 106 poin, menyusul ancaman Presiden terpilih Donald Trump mengenai tarif impor 100 persen terhadap negara-negara BRICS kecuali mereka berkomitmen untuk tidak mengembangkan mata uang bersama atau mendukung alternatif lain selain dolar AS untuk perdagangan internasional.
"Gagasan negara-negara BRICS mencoba untuk menjauh dari dolar sementara kita hanya diam dan menonton saja sudah berakhir," tulis Trump dalam sebuah posting di media sosial pada Minggu pagi.
Yuan Tiongkok, rupee India, dan rand Afrika Selatan melemah
Kekuasaan dolar sebagai raja mata uang sepertinya akan terus berlanjut meskipun ada upaya-upaya de-dolarisasi yang meningkat.
Dolar AS mendominasi pasar keuangan dan perdagangan internasional dan digunakan di lebih dari 47 persen pembayaran global, kata para analis. Greenback tetap berada di satu sisi dari 88 persen dari semua perdagangan, menjadikannya mata uang dominan di dunia dalam hal likuiditas.
"Meskipun ketegangan dalam sistem keuangan global atas dominasi dolar akan terus berlanjut, kami melihat sedikit hal yang secara kredibel mengancam kekuasaannya," kata para analis.
Masa depan raja dolar terus terlihat cerah, dalam waktu dekat, para analis merekomendasikan para investor untuk menggunakan periode kekuatan USD untuk mengurangi eksposur dolar AS.