Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia Capai Rp12.300 Triliun

Ilustrasi. Foto: dok BEI.

Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia Capai Rp12.300 Triliun

Insi Nantika Jelita • 12 August 2024 17:40

Jakarta: Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat mengungkapkan, memasuki 47 tahun aktifnya kembali pasar modal Indonesia, total kapitalisasi pasar modal menembus Rp12.300 triliun.

Jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan capaian di 2015 dan 2020 yang senilai Rp4.873 triliun dan Rp6.970,01 triliun.

Adapun jumlah emiten tercatat di pasar modal mencapai 935 perusahaan per Agustus 2024. Jumlah ini naik dibandingkan capaian di November 2023 yang sebesar 901 emiten

"Peningkatan jumlah perusahaan tercatat juga diikuti dengan peningkatan kapitalisasi pasar yang tercatat bernilai Rp12.300 triliun," ungkap Samsul dalam perayaan HUT ke-47 Pasar Modal Indonesia dan Seremoni Pembukaan Perdagangan Sesi 2 di Kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.

Sejalan dengan meningkatnya kapitalisasi pasar modal Indonesia, jumlah investor pun bertambah. Samsul menjelaskan sejak diwajibkannya pembukaan single investor identification (SID) atau nomor tunggal identitas investor pasar modal indonesia yang diterbitkan oleh KSEI di 2012, total investor mencapai 13,45 juta per Agustus 2024.

"Angka kapitalisasi diharapkan dapat terus meningkat seiring peningkatan jumlah investor, dan juga peningkatan jumlah perusahaan tercatat," tutur dia.
 

Baca juga: Sepekan, IHSG dan Kapitalisasi Pasar Merosot
 

Rata-rata nilai transaksi harian naik hingga 2.000%


Samsul menambahkan dari sisi transaksi harian bursa juga mengalami pertumbuhan tajam. Hingga Agustus 2024 rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rpp11,8 triliun per hari, meningkat 2.000 persen sejak dua dekade terakhir.

Kendati demikian, pertumbuhan pasar modal menghadapi beberapa tantangan antara lain ketidakpastian ekonomi global, fluktuasi mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dan tingginya harga komunitas yang dikhawatirkan dapat mengurangi arus modal dan kepercayaan investor.

"Perubahan kebijakan moneter dan fiskal negara maju juga jadi suatu tantangan, dan kebijakan suku bunga internasional dan stimulus ekonomi dapat memengaruhi daya tarik investasi di pasar modal Indonesia," jelas Samsul.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)