Pasien Kritis Gaza akan Dievakuasi WHO ke UEA dan Rumania

Sebuah ambulans membawa warga Palestina yang terluka di area perbatasan antara Gaza dan Mesir. (EPA-EFE)

Pasien Kritis Gaza akan Dievakuasi WHO ke UEA dan Rumania

Willy Haryono • 6 November 2024 16:18

Gaza: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa lebih dari 100 pasien dari Gaza, termasuk anak-anak dengan cedera berat dan penyakit kronis, akan dievakuasi ke luar Gaza untuk mendapatkan perawatan medis pada hari Rabu. 

Menurut Dr. Rik Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Wilayah Palestina yang Diduduki, WHO telah lama mengupayakan adanya evakuasi medis yang teratur dari Gaza, namun hingga kini evakuasi masih dilakukan secara ad hoc.

Melansir dari voanews, Rabu 6 November 2024, Peeperkorn menyebutkan bahwa sebanyak 113 pasien yang masuk daftar prioritas Kementerian Kesehatan Palestina akan dikumpulkan di Rumah Sakit Eropa Gaza pada malam hari. 

Rencananya, mulai pukul enam pagi mereka akan dibawa melalui perbatasan Kerem Shalom menuju Bandara Ramallah. 

"Mayoritas pasien akan diterbangkan ke Uni Emirat Arab, sementara sekitar 13 pasien lainnya akan menuju ke Rumania," ujar Peeperkorn.

Namun, Peeperkorn juga menekankan bahwa jumlah pasien yang dievakuasi ini masih jauh dari cukup dibandingkan dengan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan darurat di luar Gaza

Berdasarkan estimasi WHO, sekitar 12.000 hingga 14.000 pasien kritis membutuhkan evakuasi medis, separuh diantaranya merupakan kasus trauma serius seperti amputasi, cedera tulang belakang, dan luka bakar, sementara sisanya mengidap penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, serta gangguan darah dan hati.

Sebelum penutupan penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir pada 6 Mei, hampir 5.000 pasien berhasil dievakuasi dari Gaza. Namun, sejak itu, hanya 282 pasien yang berhasil dipindahkan. 

Operasi evakuasi terakhir yang dipimpin WHO terjadi pada 11 September lalu, saat 97 pasien yang sakit parah bersama 155 pendampingnya dievakuasi melalui Kerem Shalom untuk perawatan medis.

Peeperkorn menggarisbawahi pentingnya pembukaan koridor medis yang stabil. 

Ia menyerukan agar rute rujukan dari Gaza menuju Yerusalem Timur dan Tepi Barat dapat kembali dioperasikan, serta koridor kedua yang mengarah ke Mesir, atau bahkan ke Yordania, dibuka kembali untuk memudahkan akses pasien ke negara-negara lain yang bersedia menerima mereka.

Selain rencana evakuasi, WHO juga mengadakan putaran kedua vaksinasi polio bagi lebih dari setengah juta anak di bawah usia 10 tahun di Gaza. 

Vaksinasi ini telah menjangkau lebih dari 450.000 anak, dan lebih dari 364.000 anak telah menerima tambahan vitamin A di Gaza bagian tengah dan selatan. Namun, kampanye serupa di Gaza utara terhambat oleh kondisi yang sangat buruk di wilayah tersebut.

Menurut Peeperkorn, komite teknis yang terdiri dari Kementerian Kesehatan, WHO, UNICEF, UNRWA, dan mitra LSM lainnya sempat menunda kampanye vaksinasi di Gaza utara dari 23 Oktober hingga 2 November karena masalah akses, kurangnya jeda kemanusiaan, dan meningkatnya serangan udara. 

Setelah dilanjutkan, kampanye yang berlangsung antara 2 hingga 4 November berhasil memberikan vaksin kepada 88 persen dari target 119.000 anak di bawah 10 tahun dan mendistribusikan vitamin A kepada hampir 84.000 anak.

Peeperkorn turut serta dalam misi pengiriman pasokan medis dan kebutuhan mendesak lainnya ke Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada Minggu, di mana tim juga memindahkan 25 pasien dan 37 pendamping ke Rumah Sakit Shifa di Gaza City. 

Namun, misi ini berlangsung di bawah ancaman bombardir yang intens. Bahkan, tak lama setelah misi selesai, lantai tiga Rumah Sakit Kamal Adwan terkena serangan yang melukai enam anak pasien, dengan salah satu diantaranya mengalami luka kritis.

Menurut laporan, kondisi rumah sakit di Gaza utara sangat memprihatinkan, dengan hanya dua rumah sakit — Kamal Adwan dan al-Awda — yang masih dapat beroperasi meski dalam kapasitas terbatas. 

Di wilayah ini, tidak ada pusat kesehatan primer yang berfungsi, sementara sekitar 75.000 orang masih tinggal di Gaza utara di tengah situasi krisis medis yang parah. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Berkaca dari Gaza, PBB Tekankan Urgensi Hentikan Konflik di Lebanon

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)