Badai Boris di Eropa Tengah, 22 Orang Dilaporkan Tewas

Badai Boris yang melanda Eropa Tengah menewaskan 22 orang. Foto: EPA

Badai Boris di Eropa Tengah, 22 Orang Dilaporkan Tewas

Medcom • 19 September 2024 04:58

Pixendorf: Badai Boris yang melanda Eropa Tengah telah menyebabkan banjir dan cuaca ekstrem, mengakibatkan korban tewas bertambah menjadi 22 orang. Terbaru, tiga korban dilaporkan di Polandia dan satu di Austria.

Sejak pekan lalu, badai ini membawa angin kencang dan curah hujan luar biasa di Austria, Republik Ceko, Hungaria, Polandia, Rumania, dan Slovakia. Meskipun cuaca mulai stabil di beberapa tempat kondisi tanah yang jenuh air dan sungai yang meluap membuat pihak berwenang tetap menghimbau warga agar waspada. 

Di Polandia, dua kota besar Opole di Selatan dan Wroclaw di Barat, masih menanti datangnya gelombang banjir. Kekhawatiran muncul bahwa tanggul-tanggul di sekitaran kota tersebut bisa jebol.


Korban di Polandia dan Austria bertambah

Kepolisian Polandia mengonfirmasi tiga korban baru akibat Badai Boris, sehingga total korban tewas di negara itu menjadi tujuh orang. Salah satunya di temukan di dalam mobil di distrik Klodzko, sementara korban lainnya ditemukan di dekat aliran sungai.

"Jenazah seorang pria berusia 82 tahun ditemukan di dalam mobil," kata juru bicara polisi distrik Wioletta Martuszewska kepada AFP.

“Beberapa jam kemudian mayat seorang pria ditemukan di dekat dasar sungai dinyatakan oleh layanan penyelamatan gunung,” tambahnya.

Adanya sebuah laporan tidak resmi yang membahas mengenai tambahan korban lain. Sehingga polisi memberikan informasi tambahan di media sosial X (Twitter).

“Untuk semua masyarakat tidak memberikan berita palsu mengenai jumlah korban banjir di media,” ungkap polisi di media sosial X.

Di Austria, korban kelima dilaporkan, seorang wanita berusia 81 tahun yang ditemukan tewas di rumahnya yang terendam banjir di Provinsi Lower Austria. Sehingga, provinsi ini menjadi wilayah terparah dampak banjir.

Badai Boris juga telah menewaskan tujuh orang di Rumania dan 3 orang di Republik Ceko. Di Ceko, lebih dari 60.000 rumah masih tanpa listrik, dan 500 orang, termasuk anak-anak, telah dievakuasi.

Di Austria, ada 26 komunitas yang terisolasi, dan seiring dengan membaiknya kondisi cuaca. “Kami mulai memahami besarnya bencana ini," kata Gubernur Austria Hilir, Johanna Mikl-Leitner, kepada wartawan.

Perubahan iklim dan bencana alam

Para ahli mengatakan perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia meningkatkan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem seperti hujan deras dan banjir. 

Andreas von Weissenberg dari Federasi Palang Merah Internasional mengatakan bahwa kajian untuk menentukan hubungan antara perubahan iklim dan kejadian ini akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.

Badai Boris digambarkan sebagai salah satu banjir bersejarah, tetapi Von Weissenberg memperingatkan bahwa “perubahan iklim terus mengubah standar baru dalam bencana.” (Nithania Septianingsih)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)