Sentimen Bisnis di Perusahaan Jasa Jepang Menguat

Perusahaan Jepang. Foto: Unsplash.

Sentimen Bisnis di Perusahaan Jasa Jepang Menguat

Arif Wicaksono • 1 April 2024 15:37

Tokyo: Sentimen bisnis di kalangan perusahaan non-produsen atau perusahaan jasa besar Jepang meningkat ke level tertinggi dalam tiga dekade pada kuartal pertama. Hal ini memberikan harapan kepada para pengambil kebijakan bahwa permintaan domestik akan mendukung pemulihan ekonomi.
 

baca juga:

Ekonomi Jepang Bakal Menguat Secara Bertahap


"Namun sentimen produsen besar memburuk untuk pertama kalinya dalam empat kuartal karena gangguan produksi mobil," demikian menurut survei, dilansir Channel News Asia, Senin, 1 April 2024.

Hasil tersebut merupakan salah satu faktor yang akan diteliti oleh Bank of Japan (BOJ) pada pertemuan berikutnya pada 25-26 April ketika Bank Sentral Jepang mengeluarkan perkiraan pertumbuhan triwulanan dan inflasi baru.

Proyeksi April akan menarik perhatian pasar untuk mencari petunjuk seberapa cepat BOJ dapat menaikkan suku bunga lagi setelah keluar dari program stimulus besar-besaran bulan lalu.

Indeks sentimen utama untuk produsen besar alami kenaikan 11 di Maret dari kenaikan 13 di Desember, survei tankan menunjukkan angkanya di atas bila dibandingkan dengan perkiraan median pasar sebesar kenaikan 10.

Indeks yang mengukur sentimen non-produsen meningkat menjadi naik 34 di Maret dari kenakan 32 tiga bulan lalu, survei menunjukkan angkanya sedikit melebihi perkiraan pasar yang berada di angka kenaikan 33.

Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak Agustus 1991 ketika perekonomian Jepang sedang booming akibat gelembung yang meningkat karena aset, dan didorong oleh lonjakan pariwisata inbound dan peningkatan keuntungan perusahaan dari kenaikan harga.

"BOJ mungkin tetap yakin terhadap sentimen sektor jasa," kata Kepala Ekonom di Norinchukin Research Institute Takeshi Minami.


Perusahaan akan dorong belanja modal

Survei menunjukkan perusahaan-perusahaan besar memperkirakan akan meningkatkan belanja modal sebesar 4,0 persen pada tahun fiskal yang dimulai pada bulan April, dibandingkan dengan perkiraan median kenaikan sebesar 9,2 persen.

Survei menunjukan baik produsen besar maupun non-produsen memperkirakan kondisi akan memburuk dalam tiga bulan ke depan.

"Beberapa perusahaan khawatir terhadap ketidakpastian ekonomi global dan prospek kenaikan biaya tenaga kerja karena ketatnya pasar kerja," kata pejabat BOJ.

Para analis memperkirakan perekonomian hampir tidak tumbuh pada kuartal pertama karena kenaikan biaya hidup merugikan konsumsi, dan gangguan output di beberapa pabrik mobil membebani produksi industri.

Sentimen bisnis dan selera belanja perusahaan merupakan kunci perekonomian Jepang untuk dapat mempertahankan pemulihan moderat dan memungkinkan bank sentral untuk menaikkan suku bunga lagi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)