Pilgub Jateng Dinilai jadi Arena Pertarungan Mesin PDIP vs Jokowi

Presiden ketujuh Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Foto: Istimewa.

Pilgub Jateng Dinilai jadi Arena Pertarungan Mesin PDIP vs Jokowi

Rahmatul Fajri • 17 November 2024 17:15

Jakarta: Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai gencarnya kampanye mesin partai politik dan endorsement atau dukungan tokoh politik akan menjadi penentu pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng) 2024. Hal itu disampaikan Burhanuddin merespons keikutsertaan Presiden ketujuh Joko Widodo (Jokowi) mengampanyekan Luthfi Hasan-Taj Yasin (Luthfi-Taj).

Ia mengatakan dukungan Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto akan memberikan dampak signifikan Luthfi-Taj. Sebab, Jokowi memiliki tingkat kepuasan masyarakat sebesar 84 persen.

"Memang Pak Jokowi masih menjadi magnet elektoral yang kuat. Di Twitter banyak yang menghujat tapi angkanya kecil dan reallita di lapangannya berbeda," kata Burhanuddin, saat konferensi pers secara daring, Minggu, 17 November 2024.

Meski mendapatkan dukungan dari Jokowi dan Prabowo, tetapi hal itu tidak serta merta membuat Lutfi-Taj bisa berleha-leha. Ia menilai PDI Perjuangan memiliki rekam jejak yang kuat dan basis yang militan di akar rumput. 

Burhanuddin menilai Pilgub Jateng kali ini akan berlangsung sengit karena selisih suara yang tipis. Berdasarkan survei, Luthfi-Taj memiliki elektabilitas 47,19 persen. 
 

Baca juga: 

Jokowi Kampanyekan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Banyumas


Sedangkan rivalnya, Andika-Hendrar mendapatkan 43,46 persen. Sementara itu, responden yang tak menjawab atau belum menentukan pilihan sebesar 9,35 persen.

Burhanuddin mengatakan basis PDIP di Jateng tak bisa diremehkan. Sehingga, Pilgub Jateng akan menjadi arena pertarungan mesin partai melawan figur Jokowi. 

"Kita tidak bisa underestimate, karena PDIP punya basis yang kuat di Jateng," ungkap dia.

Burhanuddin menyampaikan Jateng provinsi yang selalu dimenangkan PDIP. Salah satunya disebabkan karena kepala daerahnya dipimpin oleh PDIP. 

"Saya ingat di Pilpres 2009, walapun yang menang Pak SBY, tapi PDIP yang menang di Jateng dan Ibu Megawati sebagai capres. Saya menyebut pertarungan 2M, mesin vs man," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)