Perjanjian laut PBB diperlukan demi melindungi lautan global dari penangkapan ikan berlebihan dan aktivitas manusia lainnya. (Beyond Pesticides)
Medcom • 17 April 2024 20:46
Brussels: Uni Eropa dan 13 pemerintahan mendesak negara-negara dunia memprioritaskan ratifikasi perjanjian PBB demi melindungi lautan global dari penangkapan ikan berlebihan dan aktivitas manusia lainnya.
UE dan pemerintah Belgia, Bermuda, Chile, Kosta Rika, Republik Dominika, Prancis, Jerman, Yunani, Korea Selatan, Nigeria, Palau, Filipina dan Seychelles berkomitmen untuk dekat cepat mengamankan ratifikasi "Laut Lepas" dalam konferensi "Samudra Kita" yang diadakan di Athena, Yunani, pekan ini.
Pakta global untuk melestarikan keanekaragaman hayati di laut lepas secara resmi diadopsi PBB tahun lalu, dan dipandang sebagai alat penting untuk memenuhi target melindungi 30 persen daratan dan lautan di Bumi pada 2030, atau dikenal juga dengan "30 by 30."
Sejauh ini, empat negara, yakni Palau, Chile, Belize dan Seychelles, telah secara resmi meratifikasi perjanjian tersebut. Sementara 89 negara lain telah menandatanganinya, dan menyatakan niat mereka untuk meratifikasi.
Uni Eropa berkomitmen mengeluarkan EUR3,5 miliar untuk melindungi laut dan mendorong keberlanjutan melalui serangkaian inisiatif tahun ini, kata pejabat tinggi lingkungan hidup pada hari Selasa.
Secara total, lebih dari 400 komitmen baru senilai USD10 miliar diumumkan selama konferensi tersebut.
Sebanyak 40 komitmen UE, yang diumumkan dalam konferensi tahunan tersebut, berkisar pada memerangi polusi laut hingga mendukung perikanan berkelanjutan dan investasi dalam apa yang disebut Ekonomi Biru, yang artinya pemanfaatan sumber daya laut dan air tawar secara berkelanjutan untuk kegiatan ekonomi.
"Kami berharap dapat mengumpulkan 60 ratifikasi lainnya agar perjanjian ini berlaku sesegera mungkin," kata Komisaris Uni Eropa untuk Lingkungan Hidup, Kelautan dan Perikanan Virginijus Sinkevicius, seperti dikutip dari Asiaone pada Rabu, 17 April 2024.
"Lautan adalah bagian dari diri kita, dan ini adalah tanggung jawab kita bersama," ujarnya.
Baca juga: Ekonomi Biru Perkuat Ketahanan Pangan di Masa Depan