Jepang. Foto: Unsplash.
Tokyo: Survei bank sentral triwulanan menunjukan sentimen bisnis di sektor jasa Jepang memburuk pada Juni karena melemahnya yen mendorong biaya lebih tinggi bagi perusahaan.
Penurunan data historis Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang yang jarang terjadi dan tidak terjadwal juga menunjukkan perekonomian menyusut lebih besar dari yang dilaporkan pada kuartal pertama, yang kemungkinan akan memaksa Bank of Japan (BOJ) untuk memangkas perkiraan pertumbuhannya pada akhir bulan ini.
Analis menuturkan temuan ini, yang muncul menjelang pertemuan kebijakan BOJ berikutnya pada 30-31 Juli, memperumit keputusan BOJ mengenai seberapa cepat menaikkan suku bunga.
"Perbaikan dalam sentimen bisnis mungkin telah mencapai puncaknya terutama di kalangan non-produsen. Data ini tidak serta merta membantu BOJ untuk menaikkan suku bunga lebih awal," kata Kepala Ekonom di Daiwa Securities Toru Suehiro, dilansir Channel News Asia, Senin, 1 Juli 2024.
Survei tankan yang diawasi ketat oleh BOJ menunjukkan indeks sentimen utama untuk produsen besar mencapai 13 di Juni, naik dari 11 di Maret dan sedikit melebihi perkiraan median pasar untuk pembacaan 12.
Angka tersebut, yang merupakan angka tertinggi sejak Maret 2022, mencerminkan peningkatan produksi otomotif dan keberhasilan produsen untuk meneruskan kenaikan biaya bahan baku melalui kenaikan harga.
"Tetapi ekspektasi inflasi korporasi sedikit meningkat, yang kemungkinan akan menjaga ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga jangka pendek tetap hidup," kata Toru.
Perusahaan jasa kurang optimistis
Namun perusahaan-perusahaan di sektor jasa kurang optimis dibandingkan tiga bulan lalu. Hal ini karena kenaikan biaya tenaga kerja akibat ketatnya pasar kerja menambah dampak buruk dari tingginya harga bahan baku impor. Indeks yang mengukur sentimen non-produsen besar turun menjadi 33 di bulan Juni dari 34 di Maret, sesuai dengan perkiraan pasar dan memburuk untuk pertama kalinya dalam dua tahun.
Meskipun produsen besar memperkirakan kondisi akan membaik dalam tiga bulan ke depan, perusahaan manufaktur di sektor jasa memproyeksikan kondisi akan semakin memburuk karena meningkatnya biaya yang menekan margin. Sebuah indeks yang mengukur harga output meningkat baik bagi produsen maupun non-produsen, survei menunjukkan, sebuah tanda bahwa tekanan inflasi terus meningkat.
Survei tankan menunjukan ekspektasi inflasi jangka panjang perusahaan sedikit meningkat karena perusahaan memproyeksikan inflasi akan mencapai 2,3 persen dalam tiga tahun dari sekarang dan 2,2 persen dalam lima tahun ke depan.