Startup Agritech Raih Pendanaan USD2,3 Juta

Ilustrasi petani. Foto: MI.

Startup Agritech Raih Pendanaan USD2,3 Juta

Arif Wicaksono • 16 January 2024 18:35

Jakarta: DayaTani, sebuah startup agritech yang fokus pada pertanian, mengumumkan sukses pendanaannya sebesar Rp35,7 miliar (USD2,3 juta) dalam putaran awal (seed round financing). Putaran ini melibatkan partisipasi dari KBI Investment dan MDI Ventures yang didukung oleh Ascent Venture Group yang memimpin putaran ini, bersama dengan Northstar Ventures, BRI Ventures, dan Gentree Fund.
 

baca juga:

Kominfo Fasilitasi Startup RI Bertemu Calon Investor Eropa



Putaran awal atau seed round secara keseluruhan ini merupakan sinyal kembalinya rasa optimisme untuk industri agritech di Indonesia dan memperkuat keyakinan investor terhadap kemampuan perkembangan teknologi terhadap pertanian Indonesia menciptakan dampak sosial yang signifikan.

"DayaTani didirikan dengan visi untuk meningkatkan hasil petani Indonesia melalui teknologi dan menciptakan dampak sosial yang signifikan. Investasi ini menunjukkan kepercayaan terhadap model bisnis dan teknologi kami. Kami berkomitmen untuk meningkatkan petani Indonesia melalui teknologi inovatif dan kemitraan," kata Co-founder DayaTani Deryl Lu, dalam keterangan resmi, Selasa, 16 Januari 2024.

Dia menuturkan, pengembangan teknologi digital dalam pertanian dilakukan DayaTani dengan mengoperasikan beberapa situs penelitian dan pengembangan pertanian di Pulau Jawa untuk beberapa tanaman hortikultura serta tanaman pangan seperti padi, jagung, cabai, tomat, kentang, kol, dan bawang merah untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hasil di suatu wilayah.

Penelitian dan pengembangan pertanian membantu dalam membangun SOP praktik terbaik yang berfungsi untuk wilayah tersebut, yang kemudian mereka bagikan kepada para petani dalam model bisnis bagi hasil yang didukung oleh dukungan agronomi yang intensif, pembiayaan input berkualitas tinggi, dan alat digital untuk mengukur dan mengendalikan tindakan di ladang.

"Dalam hal transformasi digital, pertanian di Indonesia masih menjadi salah satu sektor yang paling sedikit terdigitalisasi, meninggalkan banyak ruang untuk peningkatan produktivitas dan peluang pengembangan," jelas dia.

Menjelaskan masalah ke petani

Co-founder DayaTani Ankit Gupta menjelaskan DayaTani sedang membangun agen agronom semi-bionik yang memiliki akses ke semua alat dan teknologi relevan untuk menyelesaikan masalah pertanian seorang petani. Dia menjelaskan bahwa versi pertama chatbot LLM agri mereka sudah aktif di aplikasi agen lapangan dan WhatsApp untuk para petani.

"Sekarang, agronom dan petani dapat bertanya tentang pertanyaan spesifik pertanian kepada bot dalam bahasa daerah mereka melalui teks atau ucapan. Ini juga mendukung kemampuan multimodal seperti pengunggahan gambar untuk mendiagnosis masalah tanaman dengan presisi tinggi dan menghasilkan rekomendasi kustom," tambah dia.

DayaTani berencana menginstal lebih dari 100 perangkat IoT (Internet of Things) di seluruh Jawa dalam waktu satu tahun, menciptakan jaringan stasiun cuaca. Jaringan ini akan memberikan informasi cuaca yang tepat dan spesifik lokasi serta peringatan cuaca yang lebih relevan bagi para petani.

"Secara keseluruhan, inisiatif kami sejalan dengan tujuan yang lebih besar untuk memodernisasi pertanian Indonesia, menjadikannya lebih efisien, berkelanjutan, dan tangguh," jelas Deryl.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)