Misa akbar bersama Paus Fransiskus di Dili, Timor Leste. (Getty Images)
Marcheilla Ariesta • 10 September 2024 21:15
Dili: Paus Fransiskus menyelenggarakan misa untuk ratusan ribu umat Katolik di Timor-Leste pada Selasa, 10 September 2024. Ini pertama kalinya misa bersama Paus Fransiskus terjadi di negara paling Katolik di luar Vatikan di tengah teriknya cuaca tropis.
Para peziarah berbondong-bondong ke ibu kota untuk melihat sekilas Paus berusia 87 tahun itu, menyambutnya dengan sambutan meriah di daerah pesisir Dili menjelang khotbahnya.
Sekitar 600.000 orang hadir dalam misa tersebut saat berlangsung, kata Vatikan dalam sebuah pernyataan, mengutip otoritas setempat.
"Saya sangat bahagia untuk semua orang di Timor-Leste. Sekarang saya ingin melihat Papa Francisco di sini dan memberikan hadiah saya kepada Papa Francisco. Saya sangat emosional," kata Mary Michaela (17), yang mengatakan dia akan menghadiri kebaktian tersebut, dilansir dari AFP.
Itu adalah acara utama dari perjalanan ketiga Paus Fransiskus selama 12 hari di Asia-Pasifik, yang telah berlangsung di Indonesia dan Papua Nugini, dan akan berakhir di Singapura.
Paus Fransiskus menggunakannya untuk memuji angka kelahiran di Timor Leste.
"Betapa hebatnya di sini, di Timor-Leste, ada begitu banyak anak. Kita bisa melihat setiap sudut negerimu dipenuhi kehidupan," katanya.
Ia kemudian keluar dari naskah setelah misa berakhir, beralih ke meningkatnya angka serangan buaya di negara itu untuk seolah-olah menegaskan tentang penerapan nilai-nilai pada negara lain.
"Hati-hati, karena saya diberi tahu bahwa buaya akan datang ke beberapa pantai," katanya kepada orang banyak.
"Berhati-hatilah terhadap buaya-buaya yang ingin mengubah budaya dan sejarah Anda. Dan jauhi buaya-buaya itu karena mereka menggigit, dan mereka menggigit banyak sekali,” ucap Paus Fransiskus.
Saat malam tiba, Paus yang sudah tua itu berkeliling di antara orang banyak dengan mobil pausnya sementara orang banyak berteriak, "Viva Papa Francesco!".
Banyak peziarah telah tiba beberapa jam sebelum pidatonya untuk mendapatkan tempat utama, menunggu di tengah terik matahari.
Mereka memegang payung Vatikan berwarna putih dan kuning untuk melindungi diri dari terik matahari, sementara petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air kepada para jemaat.
Perdana Menteri Xanana Gusmao bergabung dengan kerumunan untuk membangkitkan semangat dengan bernyanyi bersama, sebelum menuangkan air ke mulut mereka yang menunggu untuk tampil bagi Paus Fransiskus.
Sebelumnya pada hari Selasa, ia bertemu dengan umat Katolik di sebuah katedral di Dili, menyerukan agar "aroma Injil" disebarkan untuk melawan alkoholisme, kekerasan, dan kurangnya rasa hormat terhadap perempuan.
Namun, misa itulah yang memberi semangat kepada umat di negara termuda di Asia tersebut.
"Saya bersyukur dapat mengikuti Misa Kudus ini tanpa memandang usia saya. Saya tidak tahu apakah saya masih dapat datang jika Paus berkunjung bahkan beberapa tahun kemudian," kata seorang ibu rumah tangga berusia 49 tahun, Felicidade do Rosario.
Sekitar 300.000 orang telah resmi mendaftar untuk acara tersebut. Ratusan ribu orang lainnya diperkirakan telah hadir, sehingga jumlah totalnya hampir setengah dari seluruh populasi negara tersebut, menurut Vatikan.
Banyaknya orang yang datang ke Dili menyebabkan setidaknya satu perusahaan telekomunikasi lokal memberi tahu pelanggan bahwa sinyal mereka akan terpengaruh oleh kunjungan Paus.
Perdana Menteri Xanana Gusmao bahkan ikut terlibat, bergabung dengan kerumunan untuk membangkitkan semangat dengan bernyanyi bersama, sebelum menuangkan air ke mulut mereka yang menunggu untuk tampil di hadapan Paus.
Kolonel Domingos Soares, seorang komandan militer Timor Leste, mengatakan kepada AFP bahwa 4.000 tentara dan polisi dikerahkan untuk mengamankan misa.
Kunjungan ini merupakan perjalanan kedua Paus ke Timor Leste, yang sekitar 98 persen penduduknya beragama Katolik, setelah Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Pada hari pertamanya di Timor-Leste, Paus Fransiskus menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin negara itu, memuji era baru "perdamaian" sejak kemerdekaan pada tahun 2002.
Namun, ia juga meminta mereka untuk berbuat lebih banyak untuk mencegah pelecehan terhadap kaum muda, sebagai bentuk penghormatan terhadap skandal pelecehan anak Gereja Katolik baru-baru ini.
Ibu kota Timor-Leste telah direnovasi dengan biaya USD12 juta sebelum kunjungan tersebut, termasuk USD1juta yang dihabiskan untuk altar tempat Paus duduk di panggung di samping salib.
Biaya tersebut menuai kritik karena Timor-Leste merupakan salah satu negara termiskin di dunia.
Kelompok hak asasi manusia juga mengatakan beberapa rumah darurat dihancurkan sebagai persiapan untuk misa. Pemerintah mengatakan rumah-rumah itu dibangun secara ilegal. Mereka yang datang untuk menemui Paus lebih optimis tentang acara tersebut.
"Masih banyak masalah yang perlu ditangani, tetapi Paus datang ke sini untuk membawa kabar gembira," kata Felix Kosat, seorang pendeta Katolik Indonesia.
"Jadi, mari kita buat perubahan,” pungkasnya.
Baca juga: Paus Fransiskus Bertemu Anak-Anak Disabilitas di Timor Leste