Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Dokumen Kemenkeu
Annisa Ayu Artanti • 7 November 2023 13:35
Jakarta: Pemerintah menyiapkan beberapa paket kebijakan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang saat ini terus menerus dihadapkan pada situasi ketidakpastian.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan beberapa hal yang tengah dihadapi Indonesia saat ini adalah dinamika pasar keuangan global, tensi geopolitik di Palestina, dan kenaikan harga pangan akibat El Nino. Menurutnya semuanya itu berdampak bagi perekonomian dunia dan berimbas ke Indonesia.
“Ini adalah situasi yang kita terus waspadai. Kita terus akan meningkatkan terutama beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat paling bawah, 40 persen terbawah. Harga beras kita lihat meningkat cukup tajam dalam enam bulan terakhir dan ini menyebabkan juga volatile inflation yang berasal dari food menjadi salah satu kontributor terbesar,” kata Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers di Kantor Kemenko Perekonomian, yang dikutip dari laman Kemenkeu, Selasa, 7 November 2023.
Baca juga: Sektor Manufaktur Lampaui Pertumbuhan Ekonomi di Triwulan III
Penanganan kenaikan harga beras
Untuk kondisi itu, Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan melakukan penanganan kenaikan harga beras ini melalui kerja sama dengan Badan Pangan Nasional dan Bulog untuk memastikan suplai atau pasokan beras terjaga sampai musim tanam dan panen yang akan datang.
Selain itu, Sri Mulyani menambahkan bahwa Bantuan Langsung Tunai (BLT) juga menjadi cara pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. Sebanyak 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menerima bantuan sebesar Rp200 ribu per bulan dengan total anggaran sebesar Rp7,52 triliun.
“Untuk (penanganan) yang lain adalah kita masih melihat untuk menembus growth dengan mengakselerasi kredit usaha rakyat (KUR). Pak Menko bersama saya dan beberapa Menteri memonitor KUR kita ini penyalurannya tahun ini agak melemah. Ini karena ada beberapa perubahan dari sisi kebijakan sehingga kita sekarang akan meminta kepada perbankan untuk bisa mengakselerasi penyaluran kredit usaha rakyat ini,” jelas dia.
Bendahara negara itu juga mengatakan hingga September tahun ini penyaluran KUR baru terealisasi Rp107 triliun, dari target Rp297 triliun. Dia menekankan bahwa pemerintah akan mengakselerasi penyaluran KUR dalam tiga bulan terakhir ini.
Selanjutnya, pemerintah juga memberikan dukungan bagi rumah komersial berupa pemberian PPN DTP bagi rumah dengan harga sampai Rp2 miliar.
Selain itu, terdapat dukungan Bantuan Biaya Administrasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebesar Rp4 juta per rumah hingga Desember 2024, serta dukungan rumah masyarakat miskin sebesar Rp20 juta per rumah melalui program Rumah Sejahtera Terpadu yang dilakukan oleh Kemensos RI.
“Nah paket kebijakan ini kita berharap tentu akan memberikan dampak dorongan kepada perekonomian kita,” ujar dia.