Diprediksi, Makin Banyak Influenser Masuk Politik pada 2029

Direktur Eksekutif Aljabar, Arifki Chaniago. Foto: Tangkapan layar Youtube Medcom.

Diprediksi, Makin Banyak Influenser Masuk Politik pada 2029

Siti Yona Hukmana • 6 October 2024 15:06

Jakarta: Direktur Eksekutif Aljabar, Arifki Chaniago, memprediksi influenser mulai banyak masuk ke dunia politik lima tahun lagi. Masa peralihannya disebut sudah terlihat saat ini.

"Saya rasa dengan logika soal transisi dari aktivis, pengusaha ke influencer itu, saya yakin puncak itu 2029. Influencer akan banyak maju di 2029," kata Arifki dalam diskusi Crosscheck Medcom.id, Minggu, 6 Oktober 2024.

Arifki menyebut sudah mulai banyak muncul influencer di dunia politik pada 2040 . Bahkan, komedian juga berbondong-bondong menjadi anggota dewan. 

Namun, kondisi berbeda terjadi pada generasi milenial dan gen Z. Menurut dia, masih susah mendorong anak muda terlibat mewakili politik dalam konteks edukasi.

"Artinya, bahkan ada transisi dari kalangan pemilih Gen Z maupun Gen Alpha nantinya, tentu mereka tidak akan melihat dalam bagaimana prosedur demokrasi 98 yang mungkin mereka lupa, mereka tidak tahu di sejarah itu," ungkap Arifki.
 

Baca juga: 

Legislator Muda Minta Tak Dipandang Sebelah Mata


Arifki mengatakan sosok influencer yang kemungkinan muncul adalah orang yang mampu berkampanye kreatif. Seperti membuat konten lucu di TikTok, Snack Video da media sosial lainnya.

"Saya rasa ini potensi mereka akan besar ke depan," ungkapnya.

Arifki menyampaikan kecenderungan influencer itu menjadi representatif dari kalangan anak muda hari ini. Menurutnya, banyak anak-anak muda yang secara ekonomi mapan terpilih dalam pemilihan anggota legislatif (pileg).

"Tapi ada potensi ke depan itu adalah orang yang terpilih itu adalah orang yang populer. Artinya di luar kan komedian kan sudah mulai si Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy, tapi di Indonesia itu Eko Patrio sudah menjadi orang yang paling kuat komedian di level politik," tutur dia.

Fenomena itu dinilai telah terjadi perubahan-perubahan politik yang akan mempengaruh kecenderungan anak muda suka dengan yang humor dan lucu. Menurutnya, orang melihat posisi anak muda bukan hanya soal dia muda, tapi apakah dia bisa menghibur atau tidak.

"Bukan lagi logika ilmu politik kan, bahwa dia apakah paham soal kebijakan, apakah dia mampu memperjuangkan, dan saya rasa tembok pemisahnya itu penting," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)