Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Jakarta: Bank Indonesia menyatakan memiliki sejumlah strategi untuk bisa mencapai ketahanan ekonomi nasional 2024.
Hal itu disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman seiring dengan visi Indonesia menjadi negara maju pada 2045.
"Hal yang pertama kita perlu untuk terus bertransformasi menjadi negara industri. Kedua, kita mesti punya sumber pertumbuhan ekonomi baru. Ketiga, dua hal tadi harus bisa menyerap tenaga kerja. Dengan demikian, level pertumbuhan ekonomi akan lebih sustainable dan berkualitas," tutur Aida dalam seminar nasional peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 bertema Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasiona, dilansir Media Indonesia, Rabu, 31 Januari 2024.
Menurutnya, kunci dari pelaksanaan strategi tersebut ialah melalui hilirisasi minerba dan hilirisasi pangan.
Tingkatkan kapasitas ekonomi Indonesia
Aida mengatakan, penghiliran di dua sektor tersebut berpotensi besar untuk meningkatkan kapasitas ekonomi Indonesia.
Optimalisasi penghiliran minerba dan pangan mesti diikuti dengan kebijakan investasi, perdagangan, dan peningkatan infrastruktur nasional.
Itu dimaksudkan agar hilirisasi yang dilakukan dapat berdampak dan memberikan manfaat yang besar.
Dari studi yang dilakukan BI, kata Aida, hilirisasi pangan dapat mendukung agenda ketahanan pangan nasional. Secara tidak langsung, hal itu akan berpengaruh pada tingkat inflasi nasional.
Penghiliran pangan juga disebut bakal menjadi pemantik pertumbuhan industri-industri makanan dan minuman baru di Tanah Air.
Dus, itu juga akan mendorong penyerapan tenaga kerja nasional.Setidaknya ada tujuh komoditas pangan potensial yang dapat dilakukan penghiliran, yaitu beras, aneka cabai, bawang, perikanan, gula, kelapa sawit, dan rumput laut.
"Jadi komoditasnya sudah kami identifikasi, ada tujuh dari mulai kita menjaga ketahanan pangan sampai kita kembangkan industri makanan dan minuman," tutur Aida.
Hilirisasi pangan tak akan berjalan mulus
Namun dia turut menyadari hilirisasi pangan tak akan berjalan mulus. Itu karena sektor pertanian di Indonesia masih memiliki banyak persoalan yang menghambat pertumbuhan dan kontribusi sektor pangan terhadap perekonomian.
Sementara pada hilirisasi minerba, kata Aida, Indonesia harus bisa mengoptimalisasi komoditas logam-logam utama unggulan seperti nikel, tembaga, dan timah. Produk-produk turunan dari komoditas-komoditas tersebut harus dipastikan memiliki keunggulan sehingga bisa masuk ke dalam rantai pasok global.
"Lebih dari itu, produk itu harus punya rantai produksi di daerah. Tentu berbagai macam permasalahan, terkait infrastruktur, teknologi, izin, dan amdal perlu juga ada koordinasi," ucap Aida.
(M Ilham Ramadhan)