Salah satu area terdampak banjir di Kathmandu, Nepal, 6 Juli 2024. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 29 September 2024 20:03
Kathmandu: Para penduduk ibu kota Nepal yang dilanda banjir kembali ke rumah mereka masing-masing untuk meninjau dampak kerusakan akibat banjir dahsyat yang telah menewaskan sedikitnya 148 orang di seantero negeri hingga Minggu, 29 September 2024.
Banjir dan tanah longsor mematikan akibat hujan sering terjadi di seluruh Asia Selatan, termasuk Nepal, selama musim hujan dari bulan Juni hingga September. Tetapi para ahli mengatakan perubahan iklim telah meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahannya.
Seluruh lingkungan di Kathmandu terendam air selama akhir pekan, dengan banjir bandang terjadi di sungai-sungai yang mengalir melalui ibu kota. Kerusakan parah terjadi pada jalan raya yang menghubungkan Kathmandu dengan seluruh Nepal.
Kumar Tamang, yang tinggal di daerah kumuh di tepi sungai, mengatakan kepada AFP bahwa ia dan keluarganya harus mengungsi setelah tengah malam pada hari Sabtu karena air mengalir deras ke gubuknya.
"Pagi ini kami kembali dan semuanya tampak berbeda," kata pria berusia 40 tahun itu, seperti dikutip dari Digital Journal.
“Kami bahkan tidak bisa membuka pintu rumah kami, karena penuh lumpur,” tambahnya.
“Kemarin kami khawatir air akan membunuh kami, tetapi hari ini kami tidak punya air untuk membersihkan,” tutur Kumar.
Badan Penanggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Nepal mengatakan 148 orang tewas di seluruh negeri, dengan 59 lainnya masih hilang.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nepal Rishi Ram Tiwari mengatakan kepada AFP bahwa buldoser digunakan untuk membersihkan beberapa jalan raya yang tertutup puing-puing. Banyaknya puing membuat Kathmandu terputus dari beberapa wilayah lain di Nepal.
“Lebih dari 3.000 orang telah diselamatkan,” ucap Rishi.
Setidaknya 36 dari total korban tewas berada di dalam tiga kendaraan dan terkubur hidup-hidup ketika tanah longsor menghantam jalan raya di selatan Kathmandu, kata juru bicara Kepolisian Nepal Dan Bahadur Karki kepada AFP.
Lembah tempat ibu kota berada mencatat curah hujan 240 milimeter dalam 24 jam hingga Sabtu pagi, menurut biro cuaca Nepal kepada surat kabar Kathmandu Post.
Itu adalah curah hujan tertinggi yang tercatat di Kathmandu setidaknya sejak tahun 1970, kata laporan tersebut.
Baca juga: Banjir dan Longsor di Nepal Tewaskan 100 Orang, Termasuk 6 Pesepak Bola