Ilustrasi Standard Chatered. Foto: Unsplash.
Jakarta: Sebuah laporan dari Standard Chartered yang berjudul Resetting Globalisation: Catalysts for Change mengungkapkan sentimen lebih dari 3.000 pemimpin bisnis global terhadap pergerakan modal, perdagangan, teknologi, talenta serta budaya dunia kerja, dan dampaknya terhadap keberlanjutan.
Penelitian ini merupakan hasil survei para pemimpin bisnis di 20 negara di Afrika, Asia yang termasuk Indonesia, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Utara, untuk memahami faktor pendorong globalisasi dan mengukur sentimen terhadap aspek tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi katalis perubahan guna memungkinkan model globalisasi baru yang lebih inklusif bagi usaha kecil dan yang berada di negara berkembang, tingkat transparansi yang lebih tinggi, dan pembangunan yang lebih berkelanjutan.
Hasilnya para responden di Indonesia sangat optimis dengan peran permodalan dalam globalisasi. Indonesia merupakan negara kedua yang paling optimis (60 persen) di antara 20 negara yang disurvei, dan percaya bahwa pembukaan pasar keuangan global akan menguntungkan negara maju maupun negara berkembang.
Pemimpin dunia usaha di Indonesia juga merupakan kelompok yang paling optimis perihal dampak migrasi pada dunia kerja, dimana 85 persen mengatakan bahwa imigrasi telah memberikan manfaat bagi perekonomian mereka.
Di Indonesia, manfaatnya berasal dari kiriman uang yang dikirim oleh warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri. Pada 2022, para WNI mengirimkan kembali hampir USD10 miliar ke dalam negeri. Kontribusi mereka merupakan sumber pendapatan devisa yang signifikan dan telah terbukti memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Pemimpin bisnis Tiongkok
Dibandingkan dengan negara-negara lain, para pemimpin bisnis di Tiongkok merupakan kelompok yang paling positif mengenai peran aset digital dalam memecahkan tantangan dalam pergerakan uang. Sementara itu, para pemimpin usaha di India lebih lebih percaya tentang dampak migrasi pada aspek perdagangan dibandingkan pilar-pilar lainnya.
Group Chief Executive Standard Chartered Bill Winters menjelaskan globalisasi merupakan aspek yang perlu dikaji kembali, dan babak berikutnya harus lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan. Meskipun terdapat permasalahan yang kompleks, para pemimpin dunia usaha sangat mendukung globalisasi, perdagangan yang lebih berketahanan dan inklusif, aliran modal yang lebih besar untuk menjembatani kesenjangan pendanaan di negara-negara berkembang, dan agar lebih banyak orang dapat memperoleh manfaat dari kemajuan teknologi.
Dia mengatakan terciptanya dunia yang terhubung atau globalisasi telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi selama beberapa dekade, standar hidup yang lebih tinggi, serta pertukaran budaya dan inovasi yang berharga. Namun demikian, skeptisisme terhadap peran globalisasi di masa depan justru semakin meningkat karena terjadinya ketegangan geopolitik, krisis energi global, masalah rantai pasokan, dan penurunan investasi asing.
"Meskipun ada kekhawatiran, 88 persen pemimpin bisnis setuju bahwa globalisasi berhasil dalam lima pilar utama, yaitu perdagangan, modal, teknologi, sumber daya manusia, dan keberlanjutan. Peran perdagangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi mendapat dukungan paling besar, 86 persen," tegas dia.
Modal harus mengalir deras
Responden menekankan pentingnya tiga aspek utama permodalan, dimana hampir semua responden (95 persen) percaya modal harus dapat mengalir dengan bebas di seluruh dunia. Para responden juga sepakat mengenai manfaat pasar keuangan bagi negara maju dan berkembang, serta perlunya pemerintah untuk mendukung investasi asing.
Teknologi juga merupakan sebuah tema yang perlu digarisbawahi, 75 persen responden menyatakan kebebasan aliran data secara global memberikan sebuah dampak positif.
Para pemimpin juga menyerukan perlunya untuk memastikan agar masa depan keuangan digital tetap aman dan terjamin bagi semua orang. Perihal aspek talenta dan budaya di dunia kerja, 74 persen pemimpin bisnis percaya merekrut talenta dari mana saja di dunia merupakan sebuah hal yang baik bagi bisnis.