Putri Purnama Sari • 27 November 2025 15:25
Jakarta: Di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah benar-benar tidur, Banda Neira kembali menyapa pendengar dengan karya visual terbaru berjudul “Mimpilah Seliar-liarnya”, yang dirilis pada 26 November 2025.
Video musik ini menjadi pembacaan ulang yang jujur dan emosional terhadap kehidupan kelas para pekerja yang setiap hari berjibaku dengan kerasnya realita.
Lagu “Mimpilah Seliar-liarnya” merupakan track kedua album Tumbuh dan Menjadi, yang rilis pada 1 November 2024. Album ini sekaligus menandai kebangkitan formasi baru Banda Neira: Ananda Badudu dan Sasha, setelah sempat lama vakum.
Lahir dari Kelelahan yang Nyata
Dok: Banda Neira
Lagu ini berangkat dari salah satu kondisi paling berat yang dialami jutaan pekerja yakni perjalanan panjang, jam kerja padat, dan tubuh yang terus dipaksa kuat.
Ananda Badudu menceritakan bahwa lagu ini terinspirasi dari pengalamannya menempuh perjalanan pulang-pergi sejauh 100 kilometer antara Jakarta–Cikarang, yang memakan waktu empat jam setiap hari.
Suatu malam, ia tiba di rumah pukul satu dini hari dan langsung jatuh di lantai karena kelelahan.
“Aku sampai rumah jam satu, terus cuma gelepar di lantai lima belas menit. Capeknya itu bukan cuma hari itu, tapi yang menumpuk sekian lama. Dari situ aku ngerasa ini harus jadi lagu tentang siklus hidup orang-orang capek di jalan,” ujar Ananda.
Ia menambahkan bahwa kelelahan para pekerja sering kali bersumber dari persoalan struktural seperti jarak tempuh, transpotasi publik, dan lainnya yang dianggap normal padahal sangat membebani.
“Liriknya aku tulis serealis mungkin. Karena yang begini ini dialami jutaan orang. Kelelahan kita tuh sering berasal dari hal-hal struktural, transportasi buruk, jarak kerja gila, kota yang nggak memikirkan manusianya. Tapi karena tiap hari, lama-lama kita anggap normal. Padahal nggak," lanjutnya.
Ruang Pulang: Harapan yang Menjaga
Di balik kerasnya kehidupan, terdapat nyala harapan yang dijaga betul oleh kasih sayang dari orang-orang terdekat. Harapan dan mimpi ini yang membuat kita terus melangkah seberat apa pun itu.
Sasha menyebutnya ruang-pulang, ruang kecil di mana dua manusia saling menjaga satu sama lain agar tidak tumbang sepenuhnya. Ia menyebut, meski mimpi kadang terbentur realitas, harapan tetap harus dirawat.
“Kita bisa mimpi seliar-liarnya, tapi sering kebentur hal-hal di luar kendali kita. Masalah-masalah yang di luar kuasa kita. Tetapi mimpi tetap harus dijaga, karena itu satu-satunya ruang yang tersisa,” ungkap Sasha.
Visual yang Menyentuh
Dok: Banda Neira
Video musik ini digarap oleh sutradara Bernardus Raka, yang diberi kebebasan penuh oleh Banda Neira untuk menafsirkan lagu berdasarkan rasa dan intuisi.
“Banda Neira memberi saya kebebasan penuh buat menerjemahkannya. Mereka cuma bilang: rasakan dulu lagunya, baru visualkan. Itu yang bikin prosesnya jujur,” kata Raka.
Mereka sepakat bahwa “dunia mimpi” dalam lagu ini bukan tempat pelarian, melainkan cerminan bengkok dari kenyataan.
“Kami sepakat membawakan narasi kelas pekerja. Orang-orang yang hidupnya padat, sempit, dan hampir nggak punya ruang buat bermimpi kecuali saat tidur. Dan mungkin saat mereka masih anak-anak, waktu realita belum menyapa. Kami sengaja bikin dunia mimpinya rusak, nggak ada yang indah. Karena bagi banyak orang, mimpi itu sendiri kadang udah retak sebelum mereka bangun,” jelasnya.
Video ini dibintangi oleh Meidina, Kun Baehaqi Almas, serta dua pemeran anak Kanaya Nadine Aleesa dan Edwin Jesse Nicholas.
Hasilnya adalah lanskap mimpi yang patah, pekat, namun jujur, menempatkan manusia di tengah kota yang menuntut mereka bertahan setiap hari.
Setahun Perjalanan Album Tumbuh dan Menjadi
Satu tahun sejak hadir kembali lewat album Tumbuh dan Menjadi, Banda Neira melihat perjalanan musikal mereka sebagai proses memperbaiki dan menemukan diri.
Sasha, yang sebelumnya sempat berhenti dari industri musik, mengungkapkan bagaimana proyek ini menghidupkan kembali kebahagiaannya.
“Aku sempat hilang dari industri musik. Nanda dan teman-teman menarik kembali, dan akhirnya aku sadar kebahagiaan aku memang di musik. Proyek ini kayak mengingatkan siapa diri aku, sebelum kehilangan arah,” ujar Sasha.
Video musik “Mimpilah Seliar-liarnya” juga menjadi pembuka babak baru kolaborasi antara label Berjalan Lebih Jauh Records dan KithLabo.