Kota Jepang. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 1 June 2023 14:41
Tokyo: Perusahaan-perusahaan Jepang meningkatkan pengeluaran untuk pabrik dan peralatan pada Januari-Maret pada tingkat tercepat sejak 2015, dengan produksi yang lebih kuat dari perkiraan oleh produsen menandakan kemungkinan revisi naik untuk pertumbuhan ekonomi kuartal pertama.
Pengeluaran modal telah menjadi titik terang bagi ekonomi Jepang, terbesar ketiga di dunia, yang muncul dari kemerosotan akibat pandemi pada kuartal pertama didukung oleh konsumsi yang pulih dan kenaikan mengejutkan dalam pengeluaran bisnis.
Perusahaan-perusahaan Jepang menaikkan belanja modal sebesar 11,0 persen pada Januari-Maret dari periode yang sama tahun sebelumnya, membukukan kenaikan delapan kuartal berturut-turut, data Kementerian Keuangan (MOF) Jepang, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 1 Juni 2023.
Itu menandai kenaikan tercepat sejak Juli-September 2015, dipimpin oleh pemulihan produksi mobil dan pembuatan cip serta investasi sektor jasa di real estat. Berdasarkan penyesuaian musiman, belanja modal naik 2,3 persen kuartal ke kuartal pada Januari-Maret.
Data Kementerian Keuangan Jepang digunakan untuk menghitung angka produk domestik bruto (PDB) yang direvisi untuk kuartal yang jatuh tempo pada 8 Juni dan mengikuti perkiraan awal ekonomi tumbuh sebesar 1,6 persen tahunan pada Januari-Maret, dua kali lebih cepat dari perkiraan.
Data menunjukkan kemungkinan revisi ke atas untuk pertumbuhan PDB menjadi sekitar dua persen tahunan, menurut beberapa analis.
"Data belanja modal terbukti solid dan saya terkejut dengan kinerja produsen yang lebih kuat dari perkiraan," kata Kepala Ekonom di Norinchukin Research Institute Takeshi Minami, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 1 Juni 2023.
"Momentumnya mungkin berkurang menjelang paruh kedua tahun ini, mengingat perlambatan ekonomi global," tambahnya.
Berdasarkan sektor, manufaktur menaikkan belanja modal sebesar 11,3 persen tahun-ke-tahun pada kuartal pertama, sementara belanja modal sektor jasa naik 10,8 persen pada periode yang sama, menurut data tersebut.
Sebagai tanda positif dari selera masa depan untuk lebih banyak investasi dan kenaikan upah lebih lanjut, perusahaan Jepang meningkatkan laba berulang sebesar 4,3 persen tahun-ke-tahun pada Januari-Maret menjadi 23,8 triliun yen (USD176,23 miliar), rekor kuartal pertama.
Berdasarkan sektor, laba produsen turun 15,7 persen tahun-ke-tahun pada kuartal pertama, sementara laba sektor jasa tumbuh 17,2 persen pada periode yang sama. Data MOF juga menunjukkan penjualan perusahaan Jepang tumbuh 5,0 persen pada kuartal Januari-Maret tahun-ke-tahun.