Ilustrasi. FOTO: Kemenkeu
Angga Bratadharma • 12 July 2023 09:33
Jakarta: Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah menyatakan perekonomian nasional menunjukkan kinerja yang kian ekspansif. Pasalnya, mengakhiri semester pertama 2023, suksesi kepemimpinan nasional tidak serta merta membuat pelaku ekonomi melihat dan menunggu dengan pelaku ekonomi makin melek atas situasi politik nasional.
"Dan melihat arti penting perekonomian harus terus bergerak tanpa harus dibayangi kekhawatiran, khususnya atas dinamika politik yang berimplikasi pada ketidakpastian kebijakan," ungkap Said Abdullah, dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 12 Juli 2023.
Ia menjelaskan keyakinan konsumen atas makin optimistisnya perekonomian nasional bisa dirujuk dari survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada Juni 2023. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per Mei 2023 mencapai 128,3, lebih tinggi dibandingkan dengan April 2023 sebesar 126,1.
Pergerakan perekonomian nasional juga terpantau dari tingkat konsumsi listrik pada sektor bisnis dan industri yang meningkat. Konsumsi listrik pada sektor bisnis pada Mei 2023 meningkat sebesar 16,4 persen dan sektor industri meningkat sebesar 14,2 persen (yoy). "Pertumbuhan ini ditopang oleh ekspansifnya sektor makanan, minuman, tembakau dan sandang," lanjutnya.
Untuk Purchasing Manufacture Index (PMI), Said mengungkapkan, PMI Indonesia terjaga dengan baik. Indeks PMI pada Mei 2023 di posisi 50,3 menjadi 52,7 pada Juni 2023. Posisi ini menjelaskan PMI Indonesia dalam lintasan yang cukup baik.
Adapun untuk kepercayaan konsumen atas membaiknya perekonomian nasional mendongkrak kinerja sektor kredit. Tercatat, perbankan menyalurkan kredit pada Mei 2023 sebesar Rp6.561,2 triliun atau tumbuh 9,4 persen (yoy).
"Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan April 2023, yang sama-sama tumbuh namun di level 8,1 persen secara yoy," ujarnya.
Ia menilai harapan atas perekonomian domestik yang membaik bak gayung bersambut dengan kalangan investor luar negeri. Hal itu senada dengan kepercayaan investor global terhadap kinerja perekonomian nasional yang juga terjaga dengan baik. Hal itu tercermin dalam pergerakan arus modal global ke emerging market meningkat.
"Capital Inflow ke pasar obligasi Indonesia hingga 21 Juni mencapai Rp80,79 triliun secara year to date (ytd). Sedangkan di pasar saham terakumulasi sebesar Rp16,87 triliun secara ytd," tutupnya.