Presiden Prabowo Subianto. Foto: Dokumen Kementerian ESDM
Annisa ayu artanti • 21 January 2025 08:54
Jakarta: Presiden Prabowo Subianto optimistis bisa menjalankan program elektrifikasi pada dusun-dusun yang belum mendapatkan akses listrik dalam lima tahun ke depan.
Presiden Prabowo menyebut hanya butuh anggaran Rp9 triliun per tahun untuk menerangi dusun-dusun tersebut oleh listrik.
"Tadi saya mendapat laporan masih adanya beberapa ribuan dusun yang belum menikmati listrik dan memerlukan biaya Rp48 triliun untuk melistriki semuanya. Kalau Rp48 triliun dibagi lima, berapa itu Rp9 triliun. Rasa-rasanya lima tahun kita bisa selesaikan itu," ujar Presiden Prabowo dikutip dari siaran pers, Selasa, 21 Januari 2025.
Presiden Prabowo yakin anggaran untuk kelistrikan tersebut dapat dipenuhi melalui penghematan yang dilakukan pemerintah di berbagai bidang.
"Saya dapat laporan dari Menteri Keuangan, arahan saya untuk melakukan penghematan di semua bidang. Alhamdulillah menghasilkan penghematan yang cukup besar sehingga bangsa kita akan melakukan transformasi ke arah hilirisasi, ke arah industrialisasi secara besar-besaran dan akan mengagetkan dunia," jelas Presiden Prabowo.
Ilustrasi sistem kelistrikan. Foto: MI
340 kecamatan di Indonesia belum teraliri listrik
Pada peresmian PLTA Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil mengungkapkan masih terdapat 340 kecamatan di Indonesia yang belum teraliri listrik PLN.
Dari kecamatan tersebut sebanyak 6.700 dusun tersebut setara dengan sekitar 1,3 juta rumah tangga. Ia menambahkan, untuk melistriki seluruh wilayah tersebut, diperlukan anggaran sebesar Rp48 triliun selama lima tahun.
"Kita membutuhkan anggaran kurang lebih sekitar Rp48 triliun selama lima tahun untuk kita menerangi dusun-dusun, desa-desa, dan kecamatan yang belum terlistriki," lapor Bahlil kepada Presiden Prabowo.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Indonesia memiliki 7.281 kecamatan dan 340 di antaranya belum sepenuhnya teraliri listrik.
Namun, data tersebut tidak berarti seluruh wilayah di kecamatan tersebut gelap total. Biasanya dalam satu desa terdapat beberapa dusun, sehingga hanya dusun-dusun tertentu di kecamatan tersebut yang belum menikmati akses listrik, sementara wilayah lainnya sudah teraliri listrik.