Presiden AS Donald Trump sampaikan pidato kenegaraan di Kongres. Foto: Guardian
Fajar Nugraha • 5 March 2025 17:41
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penangkapan Mohammad Sharifullah, tersangka dalang serangan bom di Abbey Gate, Kabul, pada 2021. Insiden tersebut menewaskan 13 tentara AS dan sekitar 170 warga Afghanistan.
Dalam pidatonya di hadapan Kongres pada Selasa 4 Maret 2025, Trump menyatakan bahwa Sharifullah, yang dikenal sebagai pemimpin salah satu cabang ISIS di Afghanistan dan Pakistan, akan diekstradisi ke AS untuk menghadapi "pedang keadilan Amerika."
Presiden Trump secara khusus mengapresiasi peran Pakistan dalam menangkap Sharifullah, yang ia sebut sebagai "monster." Di saat yang sama, ia juga mengecam pemerintahan Joe Biden atas penanganan penarikan pasukan AS dari Afghanistan yang menurutnya penuh dengan "ketidakmampuan dan kekacauan."
"Hari ini adalah hari yang sangat berarti bagi keluarga 13 pahlawan Amerika yang gugur. Mereka sangat bahagia, setidaknya sebahagia yang mungkin dalam situasi seperti ini," ujar Trump, seperti dikutip dari NewsBytes, Rabu 5 Maret 2025.
Direktur FBI yang baru diangkat, Kash Patel, mengonfirmasi ekstradisi Sharifullah melalui X. Dalam pernyataannya, ia menyoroti kerja sama antara FBI, Departemen Kehakiman (DOJ), dan CIA dalam membawa tersangka ke AS.
"Satu langkah lebih dekat menuju keadilan bagi para pahlawan Amerika dan keluarga mereka. Terima kasih kepada mitra luar biasa serta personel FBI yang telah mewujudkan hal ini. Anda telah mewakili negara dengan luar biasa," tulis Patel.
Sebagai bagian dari kebijakan terbaru, pemerintahan Trump pekan lalu menyetujui paket bantuan sebesar $397 juta kepada Pakistan guna mendukung pemeliharaan armada jet tempur F-16 negara tersebut.
Menurut laporan Reuters, dana ini akan digunakan secara ketat untuk operasi kontra-terorisme dan diawasi langsung oleh AS guna memastikan tidak disalahgunakan dalam ketegangan dengan India. Bantuan ini merupakan bagian dari pelepasan dana luar negeri sebesar USD5,3 miliar yang sebelumnya diblokir, terutama untuk program keamanan dan pemberantasan narkotika.
(Muhammad Reyhansyah)