Gempa Banyuasin Dianggap Tak Lazim, Begini Penjelasan BMKG

Ilustrasi. Metrotvnews.com.

Gempa Banyuasin Dianggap Tak Lazim, Begini Penjelasan BMKG

Ihfa Firdausya • 29 May 2025 10:56

Jakarta: Gempa dengan magnitudo 4,3 mengguncang Banyuasin, Sumatra Selatan, pukul 08.41, Rabu 28 Mei 2025. Sebagian pihak menganggap gempa ini tidak lazim karena Banyuasin belum pernah dilanda gempa.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat wilayah Banyuasin belum terjadi gempa berdasarkan data seismisitas regional periode 2009-2024. BMKG juga mencatat wilayah Banyuasin juga belum pernah terjadi gempa merusak.

"Gempa ini menjadi peringatan bahwa di wilayah Banyuasin terdapat sumber gempa sesar aktif yang mampu memicu guncangan kuat dengan sumber yang belum teridentifikasi dan terpetakan," kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan yang diterima, Kamis, 29 Mei 2025.

Secara teori, hampir di seluruh permukaan bumi sangat mungkin terdapat sesar aktif karena alasan geologis yang mendasar terkait distribusi gaya tekanan tektonik yang tidak merata. Menurutnya, gaya yang bekerja pada kerak bumi tidak hanya terbatas pada batas lempeng, tetapi juga menyebar ke dalam interior lempeng.

"Ini membuat sesar dapat muncul jauh dari batas lempeng, bahkan di daerah yang dianggap stabil secara seismik," jelas Daryono.
 

Baca juga: Wapres Gibran Bagikan Bantuan bagi Korban Gempa Bengkulu

Ia mengingatkan wilayah Banyuasin berpotensi kembali diguncang gempa pada periode tertentu. Membangun bangunan tahan gempa di Banyuasin menjadi sangat penting.

"Karena akan mengurangi risiko bangunan runtuh dan jatuhnya korban jiwa. Bangunan tahan gempa dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi kerusakan akibat gempa," ungkapnya.

Pusat gempa Banyuasin terletak pada koordinat 2,35° LS dan 104,94° BT atau tepatnya di darat pada jarak 35 km Timurlaut Banyuasin Sumatra Selatan dengan kedalaman hiposenter 5 km.
 
Baca juga: Bantuan Logistik Terus Mengalir untuk Korban Gempa Bengkulu

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif, dengan mekanisme pergerakan geser/mendatar (strike slip). 

"Sumber gempa Banyuasin dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi para ahli kebumian kita untuk mengidentifikasi dan memetakannya guna melengkapi peta sumber dan bahaya gempa di Indonesia," ujar Daryono.

Dampak gempa berupa guncangan dirasakan kuat di Banyuasin dalam skala intensitas III - IV MMI dan di Palembang, sedangkan di Musi Banyuasin dalam skala intensitas III MMI.

Gempa Banyuasin tidak berpotensi tsunami. Meskipun episenternya di pantai, kata Daryono, tetapi magnitudo gempanya terlalu kecil untuk dapat menimbulkan deformasi batuan dasar laut hingga mengganggu kolom air laut (tsunami).

Hingga pukul 07.00 WIB, Kamis 29 Mei 2025, hasil monitoring BMKG menunjukkan belum adanya aktivitas gempa susulan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)