Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: The White House
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim bahwa pengampunan yang diberikan oleh mantan Presiden Joe Biden dibatalkan karena dokumen tersebut ditandatangani menggunakan autopen tanpa sepengetahuan Biden. Trump menyatakan bahwa pengampunan tersebut sekarang bersifat batal, kosong, dan tidak memiliki kekuatan atau efek lebih lanjut.
Dalam sebuah posting di platform Truth Social pada Senin, 17 Maret 2025, Trump menulis: "'Pengampunan' yang diberikan oleh Sleepy Joe Biden kepada Komite Politik yang Tidak Terpilih, dan banyak lainnya, dengan ini dinyatakan BATAL, KOSONG, DAN TIDAK ADA KEKUATAN ATAU EFEK LEBIH LANJUT, karena fakta bahwa itu dilakukan oleh Autopen," dikutip dari Anadolu pada Senin, 17 Maret 2025.
Klaim penggunaan autopen
Klaim Trump ini muncul setelah Proyek Pengawasan, sebuah divisi dari Heritage Foundation yang berada di balik Proyek 2025, merilis laporan yang menuduh bahwa Biden menggunakan autopen atau alat untuk mreplikasi tanda tangan, untuk menandatangani hampir semua dokumen di masa kepresidenannya.
"Dengan kata lain, Joe Biden tidak menandatanganinya tetapi, yang lebih penting, dia tidak tahu apa-apa tentang mereka," tambah Trump dalam postingannya.
Trump juga menuduh bahwa Biden tidak diberitahu atau menyetujui dokumen pengampunan tersebut. Dia bahkan menyarankan bahwa mereka yang terlibat mungkin telah melakukan kejahatan dan harus diselidiki.
Biden telah mengeluarkan 8.064 grasi selama masa kepresidenannya, jumlah tertinggi dari presiden AS mana pun. Beberapa jam senelum meninggalkan kantor, Biden memberikan pengampunan kepada beberapa anggota keluarganya, termasuk James Biden, Sara Jones Biden, Valerie Biden Owens, John T. Owens, dan Francis W. Biden, dengan alasan “serangan bermotif politik.”
Selain itu, oada Desember 2024, Biden juga memberikan pengampunan kepada putrinya, Hunter Biden, atas tuduhan senjata federal terkait kepemilikan senjata api saat berada di bawah pengaruh narkoba pada tahun 2018.
Respons dan implikasi
Klaim Trump ini menambah ketegangan politik di AS, terutama di antara pendukung kedua belah pihak. Trump menuduh bahwa anggota “Komite Tidak Terpilih” yang terlibat dalam penyelidikan terhadapnya selama masa kepresidenannya telah menghancurkan bukti dan harus menghadapi penyelidikan.
"Faktanya adalah, mereka mungkin bertanggung jawab atas dokumen yang ditandatangani atas nama mereka tanpa sepengetahuan atau persetujuan Presiden Terburuk dalam Sejarah Negara kita, Joe Biden yang bengkok," kata Trump.
Jika apa yang diklaim Trump terbukti benar, dapat memiliki implikasi serius terhadap legitimasi pengampunan yang diberikan Biden. Namun, sampai saat ini, belum ada tanggapan dari pihak Biden atau mantan timnya terkait klaim Trump tersebut.
(
Muhammad Adyatma Damardjati)