Pemerintah Didesak Usut Tuntas Peristiwa 22 Napi Keracunan di Lapas Kelas IIA Bukittingi

Ilustrasi. Medcom

Pemerintah Didesak Usut Tuntas Peristiwa 22 Napi Keracunan di Lapas Kelas IIA Bukittingi

Achmad Zulfikar Fazli • 2 May 2025 18:15

Jakarta: Anggota Komisi XIII DPR dari Fraksi Partai NasDem, Shadiq Pasadigoe, menyoroti peristiwa 22 narapidana (napi) keracunan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bukittinggi, Sumatra Barat. Dia mendorong Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan dan pihak terkait lainnya menindak tegas pihak yang terlibat. 

"Saya sangat prihatin atas insiden yang menimpa 22 narapidana di Lapas Kelas IIA Bukittinggi yang harus dilarikan ke RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi, diduga karena keracunan cairan berbahaya yang berasal dari bahan pembuat parfum," ungkap Shadiq dalam keterangannya, Jumat, 1 Mei 2025.

Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Barat I itu menuturkan peristiwa keracnunan ini bukan sekadar kelalaian, melainkan sinyal kuat pengawasan di lembaga pemasyarakatan perlu diperketat dan ditata ulang. 

"Lapas seharusnya menjadi tempat pembinaan, bukan sumber ancaman bagi keselamatan para warga binaan," ujar Shadiq.
 

Baca Juga: 

Jumlah Korban Keracunan Massal di Klaten Capai 141 Orang


Dengan adanya peristiwa tersebut, Shadiq meminta pihak terkait segera mengusut tuntas asal cairan tersebut dan menindak tegas pihak-pihak yang bertanggung jawab. 

"Hak atas keselamatan dan kesehatan adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dilindungi, termasuk bagi para narapidana. Dari Komisi XIII DPR, kami akan turut mendorong evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan dan pengawasan di lapas agar kejadian serupa tidak terulang" ujar Shadiq.

Sebanyak 22 narapidana dari Lapas Kelas IIA Bukittinggi dilarikan ke rumah sakit pada Rabu, 30 April 2025, setelah diduga mengalami keracunan akibat mengonsumsi cairan berbahaya.

Direktur RRSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi, drg Busril menjelaskan para narapidana mengalami gejala keracunan setelah diduga mengonsumsi cairan yang biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan parfum.

“Dari 22 orang yang kami tangani, dua orang dalam kondisi sangat kritis dan dipasang ventilator, sementara 11 lainnya berstatus kuning dengan potensi kondisi memburuk,” ujar Busril.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)