Rusia Uji Coba Rudal Jelajah Burevestnik Bertenaga Nuklir

Rusia masih aktif lakukan uji coba rudal nuklir. Foto: Anadolu

Rusia Uji Coba Rudal Jelajah Burevestnik Bertenaga Nuklir

Muhammad Reyhansyah • 27 October 2025 17:59

Moskow: Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia telah menguji rudal jelajah bertenaga dan berkepala nuklir terbaru yang dirancang untuk menembus sistem pertahanan lawan, menandakan semakin dekatnya senjata itu menuju tahap operasional.

Pernyataan tersebut, yang dirilis pada Minggu, 26 Oktober 2025, menyusul serangkaian uji coba rudal Burevestnik selama beberapa tahun terakhir. Putin menyebut uji terbaru memperlihatkan kemajuan signifikan, dengan video yang dirilis Kremlin menampilkan dirinya mengenakan pakaian kamuflase menerima laporan dari Kepala Staf Umum Rusia, Jenderal Valery Gerasimov.

Dalam laporan itu, Gerasimov menyampaikan bahwa Burevestnik yang berarti “storm petrel” dalam bahasa Rusia menempuh jarak 14.000 kilometer dalam uji coba pada Selasa lalu dan terbang selama 15 jam menggunakan tenaga nuklir. “Itu belum batas kemampuannya,” kata Gerasimov.

Rudal ini, yang oleh NATO diberi nama sandi Skyfall, masih menyisakan banyak misteri. Sejumlah pakar Barat menilai sistem penggerak nuklir semacam itu berisiko tinggi dan sulit diandalkan. Ketika pertama kali mengungkap proyek tersebut pada pidato kenegaraan tahun 2018, Putin mengklaim rudal itu memiliki jangkauan tak terbatas dan mampu mengitari bumi tanpa terdeteksi sistem pertahanan udara mana pun.

Meski demikian, beberapa pengamat memperingatkan potensi bahaya lingkungan dari teknologi tersebut. Amerika Serikat dan Uni Soviet sempat mengembangkan rudal bertenaga nuklir pada era Perang Dingin, tetapi membatalkannya karena alasan keselamatan.

Pada Agustus 2019, sebuah ledakan saat uji coba di pangkalan angkatan laut di Laut Putih menewaskan lima insinyur nuklir dan dua personel militer, serta memicu peningkatan radiasi di kota terdekat. Washington menyebut senjata yang meledak saat itu adalah Burevestnik, meskipun Moskow tidak pernah mengonfirmasi hal tersebut.

“Kita perlu menentukan kemungkinan penggunaannya dan mulai menyiapkan infrastruktur untuk penempatan senjata ini di angkatan bersenjata,” kata Putin kepada Gerasimov, menegaskan bahwa rudal tersebut “kebal terhadap sistem pertahanan rudal saat ini maupun di masa depan” karena jangkauannya yang hampir tak terbatas dan lintasan terbangnya yang tidak dapat diprediksi.

Dikutip dari The Korea Herald, Senin, 28 Oktober 2025, Penasihat senior Putin, Kirill Dmitriev, yang saat itu berada di Amerika Serikat, mengatakan kepada rekan-rekan AS bahwa pihaknya telah memberi tahu tentang “keberhasilan pengujian” Burevestnik, yang ia sebut sebagai “kelas senjata yang benar-benar baru.”

Pengumuman ini menjadi bagian dari rangkaian sinyal strategis Rusia kepada Barat di tengah meningkatnya tekanan agar Moskow menghentikan perang di Ukraina. Kremlin juga memperingatkan keras Amerika Serikat dan sekutunya agar tidak mengizinkan penggunaan senjata jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia.

Sebelumnya, Putin memimpin latihan kekuatan nuklir strategis Rusia yang mencakup peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua dari pangkalan di barat laut Rusia dan kapal selam di Laut Barents, serta rudal jelajah jarak jauh dari pesawat pembom strategis Tu-95.

Kremlin dalam pernyataannya pada Rabu lalu mengatakan latihan tersebut bertujuan menguji kemampuan komando dan kendali struktur militer Rusia dalam menghadapi skenario perang besar.

Latihan itu berlangsung bersamaan dengan penundaan rencana pertemuan antara Putin dan Presiden AS Donald Trump untuk membahas situasi di Ukraina, menandakan bahwa Moskow tengah memperkuat posisi tawarnya melalui demonstrasi kekuatan militer.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)