BMKG Ingatkan Waspada Karhutla pada Musim Kemarau

Ilustrasi karhutla. Foto: BPBD Sumsel.

BMKG Ingatkan Waspada Karhutla pada Musim Kemarau

Atalya Puspa • 7 April 2025 10:38

Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan, terutama saat memasuki periode musim kering atau kemarau monsunal yang diprediksi terjadi pada bulan Juni hingga Agustus 2025. Dengan kondisi iklim yang semakin dinamis, langkah-langkah antisipasi perlu segera dipersiapkan oleh berbagai pihak terkait.

Deputi Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengungkapkan beberapa provinsi yang diperkirakan memiliki potensi tinggi terhadap kemunculan hotspot dan perlu melakukan langkah antisipatif. Yakni, Riau, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Papua Selatan. 

"Pemerintah daerah serta para pemangku kepentingan di wilayah tersebut diimbau untuk segera menentukan langkah prioritas guna mencegah serta mengendalikan potensi kebakaran hutan dan lahan," kata Ardhasena saat dikutip dari Media Indonesia, Senin, 7 April 2025. 

Selain itu, para pejabat pemerintah daerah yang baru diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaanya. "Kemarau mendatang harus dijadikan kesempatan untuk memastikan tata kelola dan sistem antisipasi karhutla berjalan dengan baik dan efektif, sehingga risiko kebakaran hutan dan lahan dapat diminimalkan,” harap Ardhasena.

Sementara itu, Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan Dwi Januanto Nugroho mengajak semua pihak untuk bersinergi dan bekerja sama. Diharapkan, upaya pengendalian kebakaran hutan akan lebih efektif, sehingga dapat menjaga kelestarian hutan Indonesia dan meminimalkan dampak kebakaran terhadap lingkungan.

“Kebakaran hutan bukan hanya menjadi masalah bagi negara berkembang, namun juga negara maju. Sebagai contoh, kebakaran hutan yang terjadi di California, Amerika Serikat, dan Korea Selatan pada awal tahun 2025 ini,” tutur Januanto.
 

Baca juga: 

Tujuh Daerah di Riau Mulai Dilanda Karhutla


Di Indonesia, faktor manusia menjadi penyebab utama kebakaran hutan dan lahan. Hal itu diperburuk oleh fenomena cuaca ekstrem seperti El Nino yang menyebabkan kekeringan panjang.

“Oleh karena itu penyampaian prediksi iklim dari BMKG menjadi penting untuk langkah kesiapsiagaan para pihak,” ungkap dia.

Januanto mengungkapkan tindak lanjut dari upaya pengendalian kebakaran hutan telah dilaksanakan di berbagai daerah. Beberapa bupati dan wali kota, terutama di Riau, telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan untuk mengantisipasi ancaman kebakaran hutan. 

Selain itu, pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan juga telah membentuk Desk Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan. Desk itu dibentuk untuk memperkuat koordinasi antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah dalam penanganan kebakaran hutan. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)