Lestari Moerdijat Dorong Pelibatan Perspektif Arkeologis dalam Pengambilan Keputusan

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat/Metro TV

Lestari Moerdijat Dorong Pelibatan Perspektif Arkeologis dalam Pengambilan Keputusan

M Sholahadhin Azhar • 3 February 2025 22:15

Jakarta: Para pemangku kebijakan harus didorong dan diingatkan untuk memasukan perspektif arkeologis, sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan. Terutama, dalam melahirkan kebijakan. 

"Ini pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat memberi sambutan pada Kongres Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) dan Seminar Nasional Arkeologi di Yogyakarta, Senin, 3 Februari 2025.

Perempuan yang akrab disapa Rerie ini menyebut ada dampak negatif, dari pengabaian perspektif arkeologis dalam pengambilan keputusan. Sehingga, sudah saatnya organisasi arkeologi bersikap secara tegas dan mengambil peran.

"Untuk terus-menerus mengingatkan para pemangku kepentingan agar memperhatikan perpektif arkeologis dalam pengambilan keputusan dan kebijakan," tegas Rerie.
 

Baca: Lestari Moerdijat: Semangat Kebinekaan Harus Terus Dihidupkan

Menurut Rerie, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diperjuangkan bersama dalam menjalankan amanat konstitusi, secara khusus dalam hubungannya dengan Pasal 32 UUD 1945. Konstitusi memerintahkan negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia.

"Dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya," kata dia.
 
Selain itu, tambah dia, juga pelaksanaan UU No.5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.  Rerie ingin data arkeologi seharusnya bisa menjadi dasar kebijakan perencanaan kawasan yang mencakup perencanaan tata ruang dan pengembangan suatu wilayah. 

Menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah II (Kudus, Demak, Jepara) itu, sudah menjadi kebutuhan mendesak dan perlu upaya menggandeng semua pihak untuk mengedukasi dan yang terutama menumbuhkan political will para pemangku kepentingan agar  memahami hingga kemudian  dapat menghasilkan kebijakan/keputusan yang tepat,  khususnya bagi hal yang berkenaan dengan warisan budaya.

Apalagi, tegas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, saat ini arkeologi di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang harus segera diatasi, seperti regulasi yang tidak efektif, pengelolaan situs yang buruk, belum ada kolaborasi yang baik antardisiplin ilmu, infrastruktur buruk, dan sumber daya yang terbatas. 

Sebagai satu bangsa, tegas Rerie, kita harus sepakat dan meyakini bahwa arkeologi serta peninggalan masa lalu adalah sumber inspirasi dan pembelajaran penting bagi generasi penerus bangsa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)