Askrindo menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Asuransi KUR dengan Bank Papua. Foto: Dok istimewa
Jakarta: PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Asuransi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan Bank Papua. Kerja sama ini dalam rangka penguatan akses permodalan bagi pelaku usaha UMKM di Papua mulai sektor ekonomi kreatif, budaya, dan pariwisata.
Direktur Bisnis Askrindo, Budhi Novianto, mengatakan, kerja sama ini merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) Nomor 7 Tahun 2025 serta Permenko Nomor 13 Tahun 2024, yang menegaskan komitmen pemerintah dalam penguatan ekosistem KUR, khususnya di wilayah timur Indonesia, termasuk Papua.
"Melalui kolaborasi ini, Askrindo dan Bank Papua berkomitmen untuk memperluas akses permodalan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Papua, memperkuat daya saing sektor produktif daerah, serta mendorong pemerataan ekonomi nasional," ujar Budhi dalam keterangan tertulis, Selasa, 14 Oktober 2025.
(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
Potensi pengembangan UMKM
Pemerintah daerah kini lebih aktif dalam pendataan, legalisasi (izin usaha), serta akses pembiayaan mikro, yang semuanya adalah fondasi penting untuk literasi dan inklusi UMKM. Apalagi komoditas unggulan Papua yakni sagu, kopi dan kakao bisa menjadi andalan bagi UMKM.
Sagu merupakan komoditas utama di Papua. Selain itu, Papua menghasilkan kopi dan kakao yang berkualitas tinggi. Kopi arabika dari wilayah pegunungan serta kakao yang bijinya berukuran besar menjadi produk unggulan daerah tersebut.
Dengan adanya potensi ini, UMKM didorong untuk masuk ke dalam pasar digital dengan didukung program stimulus dan fasilitas. Pemerintah menargetkan penguatan UMKM agar lebih adaptif dan tahan lama melalui berbagai program, salah satunya kerja sama dengan industri keuangan dan asuransi untuk akses pembiayaan yang lebih mudah.
Sejalan dengan hal tersebut, perlunya perlindungan yang kredibel dengan melihat hasil Laporan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2025 yang menunjukkan peningkatan indeks inklusi menjadi 28,50 persen dari 12,12 persen, namun belum mencapai angka 50 persen.
"Dengan terjalinnya kerja sama ini, diharapkan dapat semakin memperkuat peran Askrindo sebagai perusahaan asuransi yang turut mendorong literasi dan inklusi keuangan serta pembangunan ekonomi berkelanjutan di seluruh Indonesia, terutama di kawasan timur Indonesia," tutup Budhi.