Harga Minyak Bakal Naik Gegara Ketegangan Konflik Timur Tengah

Ilustrasi. Foto: Unsplash

Harga Minyak Bakal Naik Gegara Ketegangan Konflik Timur Tengah

Husen Miftahudin • 25 June 2024 11:30

Jakarta: Pada hari ini, harga minyak diprediksi akan mengalami kenaikan. Analisis Andrew Fischer dari Deu Calion Futures (DCFX), menekankan tren harga minyak menunjukkan kecenderungan naik yang konsisten tanpa adanya tanda-tanda perubahan yang signifikan.

"Beberapa faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga minyak ini adalah ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta kekhawatiran atas stagnasi ekonomi Tiongkok dan tingkat pengangguran yang tinggi," sebut Fischer dikutip dari analisis hariannya, Selasa, 25 Juni 2024.

Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Palestina, menjadi faktor utama yang mempengaruhi harga minyak global. Pada Senin, 24 Juni 2024, serangan udara Israel di Gaza mengakibatkan tewasnya sedikitnya 11 warga Palestina. Selain itu, tank-tank Israel juga maju di Rafah dan kembali memasuki daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai di bagian utara.

Ketegangan ini meningkatkan kekhawatiran akan terganggunya suplai minyak dari kawasan yang kaya akan sumber daya alam tersebut. Fischer mengatakan situasi ini perlu diperhatikan dengan seksama karena dapat terus mendorong harga minyak naik dalam jangka pendek.
 

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Pelemahan Dolar AS
 

Kekhawatiran rebound ekonomi Tiongkok


Selain ketegangan di Timur Tengah, kondisi ekonomi Tiongkok juga menjadi faktor yang signifikan dalam analisis harga minyak. Meskipun harga minyak menunjukkan sedikit perubahan pada Selasa, 25 Juni 2024, pasar terus menilai keseimbangan antara ketegangan suplai dan pemulihan ekonomi di Tiongkok.

Diketahui, kontrak berjangka Brent untuk pengiriman Agustus 2024 naik sedikit sebesar 7 sen menjadi USD86,06 per barel, sedangkan kontrak untuk September 2024 naik 8 sen menjadi USD85,23. Minyak mentah berjangka AS juga naik 11 sen menjadi USD81,74 per barel.

Namun, kekhawatiran atas rebound ekonomi Tiongkok yang cenderung stagnan masih membayangi pasar minyak. Para peritel di Tiongkok menghadapi tantangan setelah acara belanja online pertengahan tahun yang mengecewakan.

Belanja konsumen di Tiongkok, yang merupakan importir minyak terbesar di dunia, telah melemah karena kekhawatiran tentang kondisi keuangan pribadi, penurunan pasar perumahan, pertumbuhan upah yang stagnan, dan pengangguran kaum muda yang tinggi. Faktor-faktor ini membahayakan target Tiongkok untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sekitar lima persen tahun ini.

"Secara keseluruhan, harga minyak masih menunjukkan kecenderungan naik, meskipun ada kekhawatiran atas kondisi ekonomi Tiongkok. Rebound ekonomi global yang lambat serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah dapat terus mendorong harga minyak naik," jelas Fischer.

Meskipun pasar minyak menunjukkan sedikit perubahan, tren jangka panjang masih cenderung naik karena faktor-faktor fundamental yang mendasarinya," tambah Fischer menerangkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)