Ilustrasi BBM. Foto: dok MI/Panca Syurkani.
Husen Miftahudin • 1 October 2024 22:28
Jakarta: Jakarta saat ini menghadapi tantangan besar dalam menangani polusi udara, salah satunya disebabkan oleh pasokan bahan bakar minyak (BBM) berkadar sulfur tinggi.
Menurut data dari laporan Clean Air Asia 2024, kualitas BBM yang digunakan di Indonesia tercatat sebagai yang terburuk di Asia Tenggara, dengan kandungan sulfur 500 ppm (EURO 2), yang jauh di atas standar internasional sebesar 50 ppm (EURO 4).
Dampaknya sangat terasa di wilayah seperti Jakarta, yang mengalami peningkatan polusi udara secara signifikan, memengaruhi kesehatan masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Budi Haryanto menjelaskan kualitas udara yang buruk, sebagian besar akibat polusi dari BBM berkualitas rendah, memberikan dampak langsung terhadap kesehatan masyarakat.
"Sumber polusi udara tidak hanya dari BBM, tetapi ketika berada di udara, polusi dari berbagai sumber menjadi satu. Efek kesehatan yang dirasakan adalah akibat dari polusi udara secara keseluruhan," ujar Budi dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 1 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Budi menekankan polusi udara dari BBM berkadar sulfur tinggi berkontribusi sebesar 43 persen terhadap total polutan di Jakarta. Sehingga, jika kualitas BBM diperbaiki, polusi udara bisa berkurang secara signifikan.
"Segera mengganti BBM berkualitas rendah yang masih di bawah standar EURO 2 (maksimal 500 ppm), dengan BBM berkualitas lebih baik sesuai standar EURO 4 (maksimal 50 ppm) atau lebih tinggi, secepatnya dan menyeluruh," tegas dia.
Baca juga: Pertamina Siapkan BBM Rendah Emisi di Area Pertamina Mandalika International Circuit |