Bersama AS dan Jepang, Korsel Gelar Latihan dengan Pesawat Pengebom Nuklir

Pesawat Dragon Lady milik AS terbang di langit Korea Selatan. (EPA-EFE)

Bersama AS dan Jepang, Korsel Gelar Latihan dengan Pesawat Pengebom Nuklir

Marcheilla Ariesta • 3 November 2024 15:42

Seoul: Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan Amerika Serikat melakukan latihan udara gabungan yang melibatkan pesawat pengebom berkemampuan nuklir. Militer Korea Selatan mengatakan, latihan ini sebagai tanggapan atas uji coba rudal jarak jauh terbaru Korea Utara (Korut)

Latihan tersebut berlangsung tiga hari setelah Pyongyang meluncurkan salah satu rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat terkuat dan tercanggihnya. Menurut para ahli, rudal itu dapat mencapai target di daratan AS.

Sesi latihan ini meliputi mobilisasi pesawat pengebom nuklir B-1B milik AS, jet tempur F-15K dan KF-16 milik Korea Selatan, dan jet F-2 milik Jepang, kata militer Korsel.

"Latihan tersebut menunjukkan komitmen aliansi ROK-AS untuk melakukan pencegahan terpadu yang diperluas sebagai tanggapan atas ancaman nuklir dan rudal yang terus meningkat dari Korea Utara," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam siaran pers, dilansir dari Channel News Asia, Minggu, 3 November 2024.

Selama manuver udara, jet Korea Selatan dan Jepang mengawal pembom strategis AS ke lokasi yang ditentukan di selatan semenanjung Korea. “Kami ingin menunjukkan kemampuan luar biasa untuk menyerang target simulasi dengan cepat dan akurat,” tambahnya.

Ini adalah keempat kalinya tahun ini pembom nuklir dikerahkan ke semenanjung Korea. Merupakan yang kedua kalinya untuk latihan udara trilateral untuk melawan ancaman militer Pyongyang.

Peluncuran ICBM terbaru Korea Utara dikatakan telah terbang lebih tinggi dan lebih jauh daripada rudal sebelumnya, menurut Korea Utara serta militer Korsel dan Jepang, yang melacaknya secara real-time.

Kantor Berita Pusat Korea, KCNA, memujinya sebagai "rudal strategis terkuat di dunia," dan pemimpin Kim "menyatakan kepuasan yang luar biasa" atas peluncuran yang sukses.

“Korea Utara tidak akan pernah mengubah garisnya untuk memperkuat kekuatan nuklirnya,” kata kantor berita itu.

Peluncuran itu terjadi di tengah meningkatnya pengawasan internasional atas dugaan pengerahan ribuan tentara Pyongyang ke Rusia untuk mendukung upaya perang Moskow di Ukraina, yang meningkatkan kekhawatiran tentara Korea Utara berseragam Rusia akan segera terlibat dalam pertempuran.

Baca juga:  Potret Korut Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua Terbaru Hwasong-19

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)