Sekolah yang menjadi lokasi penembakan di Amerika Serikat. Foto: NNA
Fajar Nugraha • 18 December 2024 12:12
Madison: Natalie Rupnow, 15 tahun, menembak mati seorang guru dan seorang siswa di sebuah sekolah di Madison, Wisconsin, Amerika Serikat (AS) sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri.
“Insiden yang telah menewaskan seorang guru dan siswa serta melukai lainnya di sebuah sekolah di Wisconsin tampaknya disebabkan oleh ‘kombinasi beberapa faktor’,” ujar Kepala Polisi Madison, Shon Barnes, seperti dikutip LBC, Rabu 18 Desember 2024.
Kepala Polisi Barnes, meminta masyarakat untuk memberikan informasi terkait Natalie Rupnow, remaja 15 tahun yang melakukan serangan di ruang belajar sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri.
Barnes tidak memberikan tentang kemungkinan motif, Ia mengatakan bahwa dugaan tentang adanya perundingan di Abundant Life Christian School akan diselidiki lebih lanjut.
Polisi tengah memeriksa tulisan-tulisan yang diyakini merupakan tulisan yang ditulis oleh Rupnow, yang mungkin dapat membantu untuk mengungkap alasan dibalik tindakannya.
“Mengidentifikasi motif adalah prioritas utama kami, tetapi saat ini tampaknya motifnya adalah kombinasi dari beberapa faktor,” kata Barnes kepada para reporter.
Ia juga memberikan nomor khusus agar siapa pun yang mengenal Rupnow dan memahami perasaannya dapat memberikan informasi tersebut.
“Selalu ada tanda-tanda sebelum penembakan di sekolah terjadi. Kami sedang menyelidiki aktivitas daringnya,” tambahnya.
Selain korban tewas, enam orang lainnya terluka, termasuk dengan dua siswa lainnya yang masih dalam kondisi kritis. Rupnow sendiri meninggal akibat luka tembak yang ia lakukan.
Dalam konferensi pers tersebut, Barnes meninggalkan lokasi tanpa menjawab pertanyaan media, meninggalkan wali kota Madison dan eksekutif Dane County untuk menghadapi media. Mereka menolak untuk mengungkapkan nama-nama korban.
Abundant Life adalah sekolah Kristen non-denominasi, mulai dari prasekolah hingga sekolah menengah atas, dengan sekitar 420 siswa di Madison, ibu kota negara bagian Wisconsin.
Pada Selasa, Mackenzie Truitt, 24, menempatkan tanaman poinsettia merah di sekolah untuk menghormati para korban. Dia mengatakan saudaranya adalah lulusan sekolah itu dan beberapa temannya terluka akibat peristiwa tersebut.
“Hati saya terjun bebas karena saya tahu betapa luar biasa banyak anak-anak ini,” ujar Truitt.
“Saya tahu betapa takutnya semua orang. Tidak bisa menghubungi orang-orang tertentu. Sangat menakutkan harus menghadapi itu,” sebut Truitt.
Barnes menambahkan bahwa polisi sedang berbicara dengan ayah Rupnow dan anggota keluarga lainnya yang bersikap kooperatif. Rumah Rupnow juga tengah diperiksa.
Salah satu seorang pejabat penegak hukum, yang bersifat anonim karena tidak memiliki wewenang untuk membahas penyelidikan yang sedang berlangsung, mengatakan kepada Associated Press bahwa Rupnow diyakini menggunakan pistol 9mm dalam penembakan tersebut.
Penembakan ini merupakan peristiwa yang terbaru di antara puluhan penembakan yang sudah terjadi di AS dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di Newtown, Connecticut; Parkland, Florida; dan Uvalde, Texas.
Insiden ini kembali memicu perdebatan sengit terkait kontrol senjata, sementara para orang tua semakin khawatir melihat anak-anak mereka tumbuh dengan keharusan mengikuti latihan menghadapi penembak aktif di sekolah.
Namun, penembakan di sekolah sejauh ini belum memberikan perubahan terhadap undang-undang senjata di tingkat nasional.
Menurut penelitian organisasi nirlaba KFF, senjata api menjadi penyebab utama kematian anak-anak di AS pada tahun 2020 dan 2021. (Siti Khumaira Susetyo)