9 Daerah di Jateng Berpotensi Hujan Disertai Angin Kencang dan Petir

Banjir merendam Kota Semarang di sekitar Stasiun Tawang empat hari lalu hingga cukup mengganggu perjalan kereta api. (MI/Akhmad Safuan)

9 Daerah di Jateng Berpotensi Hujan Disertai Angin Kencang dan Petir

Media Indonesia • 21 October 2024 07:05

Semarang: Cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi terjadi di 9 daerah di Jawa Tengah, Senin, 21 Oktober 2024. Gelombang tinggi juga masih menjadi ancaman di perairan selatan Jawa. Masyarakat pun diimbau mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung, karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di 9 daerah di Jawa Tengah pada Senin, terutama di daerah pegunungan tengah, dataran tinggi dan sekitarnya.

Potensi gelombang tinggi terutama di perairan selatan Jawa masih menjadi ancaman bagi warga beraktivitas di perairan tersebut seperti pelayaran, nelayan, maupun wisatawan.

"Gelombang tinggi di perairan selatan 0,5-2,5 meter, sedangkan di perairan utara Jawa Tengah 0,5-1,25 meter," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Ferry Oktarisa.
 

Baca juga: Jalan Amblas Terdampak Longsor di Gayo Lues Aceh Diperbaiki

Berdasarkan pengamatan cuaca pada Senin pagi, pukul 05.30 WIB, ungkap Ferry Oktarisa, cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi terjadi di 9 daerah yakni Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Karanganyar, Slawi, dan Magelang, sehingga diminta warga berada di daerah tersebut terutama di pegunungan dan dataran tinggi mewaspadai bencana.

Selain itu hujan dengan intensitas sedang, lanjut Ferry Oktarisa, berpotensi turun di daerah Klaten, Sragen, Purwodadi, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Ungaran, Temanggung, Kajen, Pemalang, Brebes, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa.

"Potensi hujan ringan turun di Cilacap, Kebumen, Purworejo, Sukoharjo, Wonogiri, Demak, Batang, Surakarta dan Salatiga," tambahnya.

Angin pada umumnya, menurut Ferry Oktarisa, bertiup dari barat laut ke timur dengan kecepatan 3-25 kilometer per jam, suhu udara berkisar 18-35 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar 45-95 persen, pada umumnya pagi hingga siang cerah dan berawan, tetapi hujan dengan intensitas ringan-lebat terjadi pada siang hingga awal malam.

Siaga Bencana 


Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang kembali melakukan siaga dan antisipasi bencana banjir dengan memasang alat deteksi dini atau early warning system (EWS) terutama di titik rawan terjadinya luapan banjir di daerah aliran sungai (DAS) di Kota Semarang, hal itu mengingat posisi daerah berada di dataran rendah merupakan hilir sejumlah sungai.

"Ada 18 EWS yang telah kita pasang di sejumlah sungai di Kota Semarang merupakan titik rawan terjadi luapan," kata Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto.

Langkah pemasangan EWS di sejumlah sungai, lanjut Endro P Martanto, adalah sebagai upaya mitigasi bencana terutama banjir, karena di sejumlah sungai seperti DAS Kali Sringin, Pudakpayung, Bendung Kali Plumbon hingga Banjir Kanal Timur (BKT) cukup rawan meluap.

"Dengan pemasangan EWS ini kita dapat antisipasi saat volume air sungai meningkat," imbuhnya.

Selain itu upaya mengantisipasi banjir mengingat saat ini telah memasuki musim penghujan, menurut Endro P Martanto, yakni telah jauh-jauh hari melakukan normalisasi sungai, pengerukan saluran yang mampet serta pengangkatan sedimen lumpur.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)