Kamala Harris Kecam Donald Trump Atas Ancaman Tentang ‘Musuh di Dalam’

Kamala Harris dan Donald Trump bertarung dalam Pilpres AS. Foto: The New York Times

Kamala Harris Kecam Donald Trump Atas Ancaman Tentang ‘Musuh di Dalam’

Medcom • 15 October 2024 20:11

Pennsylvania: Calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, mengecam mantan Presiden Donald Trump pada Senin atas komentarnya yang mengancam terkait “musuh di dalam” Amerika Serikat (AS).

Harris menyebut Trump sebagai ancaman bagi demokrasi, khususnya terkait ancamannya untuk menggunakan militer di dalam negeri. Pernyataan ini dilontarkan Harris dalam upaya menggambarkan lawannya dari Partai Republik sebagai bahaya bagi stabilitas negara.

“Musuh di dalam negeri lebih berbahaya daripada Rusia,” kata Donald Trump dikutip dari Malay Mail, Selasa, 15 Oktober 2024.

Kampanye di Erie, Pennsylvania, Harris menayangkan sebuah klip yang memperlihatkan Trump berbicara kepada para pendukungnya. Dalam klip tersebut, trump mengatakan ada yang lebih berbahaya daripada Rusia yaitu musuh dalam negeri.

Harris, yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden, langsung merespons dengan keras pernyataan Trump tersebut.

“Masa jabatan kedua Trump akan sangat berisiko dan berbahaya bagi Amerika, dia semakin tidak stabil dan tidak terkendali,” kata Harris.

Ia menambahkan bahwa Trump berbahaya karena menganggap siapa pun yang tidak sejalan dengannya sebagai musuh.

Komentar Trump tentang “musuh dari dalam” muncul dalam beberapa pidato kampanyenya, di mana ia juga menyatakan bahwa musuh dalam negeri lebih berbahaya daripada musuh asing. 

Trump bahkan mengisyaratkan kemungkinan penggunaan militer, yang menurutnya diperlukan untuk menghadapi ancaman tersebut. Namun, Trump tidak dapat memerintahkan Garda Nasional atau militer aktif pada Hari Pemilihan 5 November karena ia bukan lagi presiden.

Perjalanan Harris ke Pennsylvania, negara bagian medan pertempuran penting, adalah bagian dari upaya untuk menarik dukungan menjelang pemilihan. Dengan 19 suara elektoral, Pennsylvania akan menjadi salah satu negara bagian yang menentukan hasil pemilu.

Harris juga meluncurkan kebijakan baru yang ditujukan khusus untuk pemilih kulit hitam, terutama pria kulit hitam, kelompok yang dianggap penting untuk kemenangan Demokrat.

Proposal kebijakan Harris termasuk pinjaman usaha kecil yang dapat dihapuskan, akses ke industri ganja rekreasional yang legal, dan inisiatif kesehatan nasional yang berfokus pada penyakit yang banyak mempengaruhi komunitas kulit hitam, seperti anemia sel sabit. 

Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat dukungan di kalangan pria kulit hitam, yang menurut survei National Association for Advancement of Colored People (NAACP), sebanyak lebih dari seperempatnya menunjukkan dukungan terhadap Trump.

Harris, yang berpotensi menjadi presiden wanita kulit hitam pertama, menekankan pentingnya melibatkan pemilih kulit hitam dalam pemilu ini. Inisiatif kebijakan barunya diharapkan dapat membantu memperkuat dukungan dari kelompok pemilih ini. (Angel Rinella)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)