ilustrasi medcom.id
Media Indonesia • 14 November 2023 14:08
Wonosobo: Memasuki musim penghujan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo, Jawa Tengah melakukan sejumlah langkah persiapan untuk antisipasi tanggap bencana tanah longsor. Di antaranya dengan memasang alat early warning system (EWS) di lebih dari 10 titik rawan tanah bergerak dan tanah longsor.
Selain pemasangan EWS baru, ada pula sejumlah EWS lama yang diperbarui dan diganti karena kondisinya sudah rusak atau kurang berfungsi dengan baik.
"Jumlah keseluruhan EWS yang dipasang ada lebih dari 10 unit di titik lokasi rawan longsor. Ada yang pemasangna baru, ada yang diganti dan diperbaiki karena rusak. Ada pula EWS yang kotaknya dijadikan rumah semut sehingga kurang berfungsi," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalahkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Dudy Wardoyo, saat dihubungi, Selasa, 14 November 2023.
Setelah EWS dipasang, diharapkan dapat segera mengirimkan sinyal lebih cepat jika ada potensi tanah bergerak maupun tanah longsor. Dengan demikian, potensi jatuhnya korban jiwa dalam peristiwa bencana bisa segera diminimalisir karena adanya upaya antisipasi tanggap bencana.
"Kami juga telah melatih para relawan bencana yang telah dibagi dalam tiga korwil. Tiap korwil beranggotakan relawan dari lima kecamatan. Pelatihan tanggap bencana dan penanganan bencana dilakukan bergiliran, semisal korwil 1 dilatih pekan lalu, korwil 2 pekan ini, dan korwil 3 pekan depan,"katanya.
Ia menjelaskan, Wonosobo merupakan daerah pegunungan, diapit Pegunungan Dieng, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Prau. Karenanya kondisi tanah di daerah itu amat labil. Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan, dan semuanya amat rawan tanah longsor dan tanah bergerak karena kondisi tanahnya amat labil tersebut.
"Kami juga sudah menyosialisasikannya pada masyarakat melalui tiap kecamatan mengenai bahaya longsor agar mereka lebih waspada,"katanya.