Siti Yona Hukmana • 19 September 2024 12:31
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan 2024-2025. BMKG memprediksi puncak musim hujan di Indonesia mulai terjadi November-Desember 2024.
"Puncak musim hujan 2024-2025 diprediksi akan terjadi pada bulan November hingga Desember 2024 di 303 zona musim atau 43,35 persen dari zona musim yang meliputi wilayah Pulau Sumatra, Jawa pesisir Selatan, dan Kalimantan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring, Kamis, 19 September 2034.
Selain itu, Dwikorita mengatakan 250 zona musim atau 35,77 persen dari zona musim yang diprediksi mengalami puncak musim hujan. Yakni, pada Januari-Februari 2025. Sebaran wilayahnya yaitu Lampung, Pulau Jawa bagian Utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian besar Papua.
"Prediksi musim hujan 2024-2025 perlu disimpulkan bahwa awal musim hujan di Indonesia bervariasi dimulai dari pulau Sumatra bagian Barat yang memasuki hujan pada bulan Agustus 2024 kemudian secara bertahap meluas ke wilayah timur hingga bulan Desember 2024," ungkap Dwikorita.
Dia menuturkan pada umumnya sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan pada periode Oktober-November 2024. Dibandingkan rata-rata, kata Dwikorita, musim hujan 2024 2025 akan datang lebih awal dari biasaya.
"Selain itu, Dwikorita menyebut sifat hujan pada musim hujan 2024-2025 diprediksi akan berada pada kategori normal yang menunjukkan kondisi tidak terlalu basah maupun kering," ucap akademisi dan teknokrat Indonesia itu.
Rita melanjutkan puncak musim hujan akan banyak terjadi pada November hingga Desember 2024 di wilayah Indonesia bagian barat. Kemudian, pada Januari-Februari 2025 puncak musim hujan akan terjadi di wilayah Indonesia bagian Timur.
Rekomendasi BMKG hadapi musim hujan
Dwikorita memberikan sejumlah rekomendasi dalam menghadapi puncak musim hujan 2024-2025. Rita mengimbau semua pihak baik kementerian/lembaga, pemerintah daerah, instansi terkait, hingga seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi selama periode musim hujan.
"Terutama di wilayah yang mengalami sifat musim hujan di atas normal atau lebih basah dibanding biasanya. Wilayah tersebut berpotensi mengalami peningkatan risiko bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor termasuk angin kencang, kilat petir, ini juga perlu diperhatikan," imbau Rita.
Dia juga mengharapkan pemerintah daerah dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang berpotensi terjadi selama musim hujan. Terpenting, terus memonitor perkembangan informasi cuaca dan peringatan dini yang disampaikan oleh BMKG.
"Terutama melalui aplikasi mobile phone info BMKG, serta berbagai kanal baik melalui sosia media, laman BMKG, berita-berita di televisi, radio, dan media online, atau cetak, dan juga bisa ditanyakan langsung melalui telepon ke BMKG," ucapnya.
Pemerintah daerah dan sektor terkait diharapkan dapat menjadikan informasi prediksi musim hujan 2024-2025 sebagai acuan menyusun rencana aksi dini dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan akibat bencana hidrometeorologi. Di sisi lain, BMKG mengimbau masyarakat untuk terus menjaga lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengganggu drainase berjalan dengan lancar dengan membuang sampah sembarangan.
"Membuang sampah sembarangan dikhawatirkan dapat menggangu kelancaran aliran air permukaan air hujan dan juga diingatkan agar mulai mencek tandon-tandon air yang sudah penuh berisi sedimen mohon untuk segera dibersihkan, dikeruk agar kapasitas tampung air dapat optimal dan juga cek saluran drainase jangan sampai ada yang tersumbat," paparnya.
Terakhir, mantan rektor Universitas Gajah Mada (UGM) ini mengimbau masyarakat agar memperhatikan pohon-pohon dan ranting yang tidak kokoh tegaknya. Sebab, kata dia, sewaktu-waktu ada angin kencang dapat membahayakan.
"Juga perlu menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyakit yang rawan terjadi pada periode musim hujan sprti demam berdarah," pungkasnya.