Kadin Siapkan Tujuh Strategi Sambut MoU USD 10 Miliar RI-Tiongkok

Presiden Prabowo Subianto saat di Beijing, China. Dokumentasi/ istimewa

Kadin Siapkan Tujuh Strategi Sambut MoU USD 10 Miliar RI-Tiongkok

Deny Irwanto • 11 November 2024 14:38

Jakarta: Sejumlah perusahaan Indonesia dan Tiongkok melakukan penandatanganan kerja sama investasi bernilai USD 10 miliar dalam ajang Indonesia-China Business Forum 2024 di Beijing. 

Penandatanganan MoU yang disaksikan langsung Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping itu meliputi manufaktur canggih, energi terbarukan, kesehatan, hilirisasi, ketahanan pangan, dan keuangan.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan kerja sama investasi ini bisa mendorong pembangunan infrastruktur dan energi hijau serta mewujudkan target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Penandatanganan perjanjian investasi senilai lebih dari USD 10 miliar ini mencerminkan kemitraan strategis antara Indonesia dan Tiongkok. Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin mendukung untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi," kata Arsjad Rasjid, Senin, 11 November 2024.
 

Baca: Prabowo Diharapkan Bawa Oleh-oleh Investasi dari Luar Negeri
 
Arsjad menjelaskan target pertumbuhan ekonomi yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto sangat penting untuk menyongsong masa keemasan Indonesia pada 2045. Oleh karena itu Kadin mendukung upaya mempererat hubungan dengan Tiongkok untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.

“Jadi saya sangat setuju dengan target pertumbuhan ekonomi pemerintah. Bagi Indonesia, Tiongkok sangat penting karena jika melihat perdagangan sebagai contoh, 25 persen perdagangan antara Indonesia dan negara lain, Tiongkok sekitar 25 persen dari itu, kan?" jelas Arsjad.

Menurut dia Tiongkok terlibat dalam banyak industri di Indonesia, mulai pemrosesan nikel untuk kendaraan listrik hingga proyek infrastruktur besar seperti kereta api cepat Jakarta-Bandung. Peran Tiongkok dalam transisi energi dan hilirisasi nikel menjadi baterai kendaraan sangat penting bagi Indonesia.

"Pertama, mengurangi emisi karbon kita, yang penting bagi Indonesia. Ke dua, ini mengurangi subsidi bahan bakar yang kita subsidi dari bahan bakar fosil. Ini akan membantu anggaran pemerintah, benar? Ke tiga, tentu saja, investasi untuk Indonesia," ujar Arsjad Rasjid.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)