Peluang Negosiasi Terbuka, Tarif Trump Disebut Bisa Lebih Rendah

Donald Trump menunjukan daftar negara-negara dengan besar tarif yang dikenakan. (EPA-EFE/KENT NISHIMURA / POOL)

Peluang Negosiasi Terbuka, Tarif Trump Disebut Bisa Lebih Rendah

M Ilham Ramadhan Avisena • 18 June 2025 14:46

Jakarta: Ekonom senior asal Amerika Serikat Arthur Betz Laffer mengungkapkan kebijakan tarif dagang yang dikeluarkan oleh Donald J. Trump merupakan ajakan tersirat untuk melakukan negosiasi. Ia meyakini pada akhirnya tarif dagang AS akan berada pada tingkat yang rendah bagi banyak negara di kemudian hari.

"Dia seorang negosiator. Itulah dirinya, dan dia suka bernegosiasi, dan dia ahli dalam hal itu. Saya pikir sekarang kita melihat keahliannya, tarif 145 persen untuk Tiongkok, sekarang menjadi 30 persen, besok entah berapa lagi," kata dia di Jakarta, Rabu, 18 Juni 2025.

"Tetapi saya berani bertaruh di akhir masa jabatannya, kita akan melihat tarif yang jauh lebih rendah untuk semua negara, bukan tarif yang lebih tinggi. Itulah keyakinan saya," tambah Arthur.

Karenanya, keputusan untuk melakukan retaliasi atas kebijakan tarif yang dikeluarkan Trump merupakan kesalahan besar. Retaliasi, kata Arthur, akan menambah kerumitan dan membuat pintu negosiasi bakal tertutup dan terkunci rapat.
 

Baca juga: 

Jepang dan AS Buka Negosiasi soal Tarif Perdagangan



(Presiden AS Donald Trump. Foto: Anadolu)

Peluang negosiasi tarif Trump

Guna menghadapi negosiator ulung seperti Trump, negara-negara yang terkena kebijakan tarif dagang harus cermat melihat kesempatan untuk berunding. Posisi yang saling menguntungkan juga dirasa penting menjadi tujuan utama dalam negosiasi yang dilakukan.

Karenanya, Arthur juga meyakini apa yang dilakukan Indonesia menyikapi kebijakan tarif Trump bakal berujung pada kesepakatan yang menguntungkan kedua negara.

"Dengan Indonesia, dia (Trump) akan senang melakukan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia. Indonesia (bisa) diuntungkan, AS (bisa) diuntungkan, dan kita menjadi mitra, bukan pesaing," tuturnya.

"Kita bersaing di pasar dunia, benar. Tetapi kita memiliki begitu banyak hal untuk ditawarkan kepada Indonesia. Dan Indonesia memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada Amerika," lanjut Arthur.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)