Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 22 July 2025 11:30
Washington: Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merilis lebih dari 240.000 halaman dokumen terkait pembunuhan tokoh hak sipil Martin Luther King Jr., termasuk catatan dari Biro Investigasi Federal (FBI) yang pernah memata-matai peraih Nobel Perdamaian tersebut dalam upaya mendiskreditkan gerakan hak-haknya.
Melansir dari AsiaOne, Selasa, 22 Juli 2025, dokumen-dokumen ini diunggah ke situs resmi Arsip Nasional AS, yang menyebutkan bahwa lebih banyak dokumen akan dirilis dalam waktu dekat.
Martin Luther King Jr. tewas akibat tembakan di Memphis, Tennessee, pada 4 April 1968. Saat itu, ia mulai memperluas fokus perjuangannya dari kampanye non-kekerasan untuk kesetaraan warga kulit hitam menjadi seruan atas keadilan ekonomi dan perdamaian global.
Pembunuhan King mengguncang AS di tengah tahun penuh gejolak, yang juga diwarnai kerusuhan ras, demonstrasi anti-perang Vietnam, serta pembunuhan kandidat presiden Robert F. Kennedy.
Awal tahun ini, pemerintahan Trump juga merilis ribuan dokumen digital terkait pembunuhan Robert Kennedy dan mantan Presiden John F. Kennedy. Trump sebelumnya berjanji akan membuka lebih banyak transparansi terkait kasus-kasus pembunuhan politik di masa lalu, dan telah memerintahkan stafnya untuk menyiapkan rencana pelepasan arsip Kennedy dan King sejak awal masa jabatannya.
FBI diketahui menyimpan catatan dan menyadap komunikasi King sepanjang tahun 1950-an hingga 1960-an, dengan dalih dugaan keterkaitannya dengan komunisme selama era Perang Dingin.
Namun, tuduhan itu kelak diketahui tidak berdasar. Dalam beberapa tahun terakhir, FBI secara terbuka mengakui bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam sejarah lembaga mereka.