Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth. Foto: Defense.gov
Fajar Nugraha • 21 April 2025 10:42
Washington: Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, menjadi sorotan setelah diduga membagikan informasi sensitif terkait rencana serangan udara ke Yaman melalui grup percakapan Signal pribadi. Informasi tersebut, termasuk jadwal penerbangan jet tempur F/A-18 Hornet, dibagikan kepada istri, saudara laki-laki, serta pengacara pribadinya, menurut laporan dari sejumlah sumber.
Grup Signal bernama “Defence | Team Huddle” dibuat sebelum pengukuhan Hegseth sebagai menteri. Obrolan ini diakses menggunakan ponsel pribadi dan melibatkan sekitar selusin anggota lingkaran dalamnya. Penggunaan aplikasi non-resmi tersebut menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan informasi strategis militer, terutama karena beberapa peserta bukan pejabat yang memiliki akses formal terhadap data operasi.
Kritik keras datang dari kalangan legislatif, termasuk Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer yang menulis di platform X, “Kami terus mempelajari bagaimana Pete Hegseth membahayakan nyawa. Tapi Trump masih terlalu lemah untuk memecatnya. Pete Hegseth harus dipecat,” dikutip dari The Straits Times, Senin, 21 April 2025.
Senator Tammy Duckworth juga menyatakan bahwa Hegseth “harus mengundurkan diri dengan rasa malu.”
Penjabat Inspektur Jenderal Pentagon, Steven Stebbins, telah meluncurkan penyelidikan internal terkait dugaan pelanggaran kebijakan komunikasi digital oleh pejabat Departemen Pertahanan. Evaluasi ini juga menindaklanjuti laporan adanya kebocoran informasi melalui grup percakapan Signal yang tidak memenuhi standar saluran komunikasi pemerintah.
Gedung Putih melalui juru bicara Anna Kelly membantah adanya pelanggaran serius, menyatakan bahwa “tidak ada informasi rahasia yang dibagikan.” Pernyataan ini disampaikan setelah laporan media menyebutkan bahwa Hegseth menyebarkan rincian serangan militer, termasuk waktu peluncuran dan jenis pesawat yang digunakan.
Meski demikian, sejumlah pakar keamanan menilai bahwa informasi semacam itu bisa dikategorikan sebagai rahasia apabila diketahui musuh, karena berpotensi membahayakan keselamatan prajurit di lapangan. Hegseth mengklaim bahwa “tidak ada yang mengirim pesan tentang rencana perang, dan hanya itu yang bisa saya katakan tentang hal itu.”