Taiwan Kecam Latihan Militer Tiongkok, Sebut sebagai Provokasi Terbuka

Kapal perang Tiongkok dalam sebuah operasi militer. Foto: CGTN

Taiwan Kecam Latihan Militer Tiongkok, Sebut sebagai Provokasi Terbuka

Fajar Nugraha • 27 February 2025 15:56

Taipei: Taiwan mengutuk keras latihan militer yang dilakukan Tiongkok di perairan dekat pantai barat daya pulau itu pada Rabu 26 Februari 2025. Taiwan menyebutnya sebagai tindakan provokatif yang mengancam stabilitas regional.

Latihan yang melibatkan tembakan langsung tersebut dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya, memicu kekhawatiran terhadap keselamatan jalur penerbangan internasional dan perdagangan maritim.

Pernyataan ini disampaikan setelah Kementerian Pertahanan Taiwan mendeteksi keberadaan 32 pesawat militer Tiongkok yang melakukan latihan kesiapan tempur bersama dengan kapal perang di sekitar Selat Taiwan.

Latihan militer di dekat Taiwan

“Dalam periode ini, Tiongkok secara terang-terangan melanggar praktik internasional dengan menetapkan area latihan di perairan sekitar 74 kilometer dari pantai barat daya Taiwan tanpa pemberitahuan sebelumnya, dan mengklaim akan melakukan ‘latihan penembakan’,” demikian pernyataan dari Kementerian Pertahanan Taiwan, seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis 27 Februari 2025.

Latihan militer tersebut dilakukan di dekat dua wilayah penting Taiwan, yaitu Kaohsiung dan Pingtung, yang merupakan lokasi pangkalan udara dan angkatan laut strategis. Selain itu, Kaohsiung juga menjadi pelabuhan terbesar Taiwan dan salah satu pusat perdagangan global yang sibuk.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengecam latihan tersebut sebagai ancaman terhadap keselamatan penerbangan sipil dan jalur pelayaran internasional. 

“Latihan ini merupakan provokasi terbuka terhadap perdamaian dan stabilitas regional,” tegasnya, sembari menyatakan bahwa pasukan Taiwan telah dikerahkan untuk memantau pergerakan militer Tiongkok.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi langsung dari pihak Negeri Tirai Bambu terkait latihan tersebut. Kementerian Pertahanan Tiongkok pun belum memberikan tanggapan resmi atas laporan ini.

Tiongkok ancaman utama di Indo-Pasifik

Selain latihan militer di sekitar Taiwan, Kementerian Pertahanan Taiwan juga menyoroti aktivitas militer Tiongkok di wilayah lain, termasuk di dekat Australia, sebagai bukti bahwa Tiongkok merupakan “satu-satunya dan ancaman terbesar” bagi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan serta kawasan Indo-Pasifik.

Tiongkok terus menegaskan klaimnya atas Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya. Beijing juga kerap mengecam Presiden Taiwan, Lai Ching-te, sebagai seorang “separatis” serta mengkritik hubungan dekat Taiwan dengan Amerika Serikat.

Menanggapi latihan militer Tiongkok, Kantor Presiden Taiwan menegaskan bahwa pemerintah memiliki “pemahaman penuh” atas situasi yang terjadi dan meminta masyarakat tetap tenang.

“Menjaga perdamaian dan stabilitas regional adalah tanggung jawab bersama kedua belah pihak di Selat Taiwan,” ujar juru bicara kepresidenan, Karen Kuo.

Tiongkok tegaskan upaya ‘penyatuan’ dengan Taiwan

Di hari yang sama, kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua, mengutip pernyataan Wang Huning, pemimpin keempat tertinggi Partai Komunis China, yang menegaskan pentingnya upaya reunifikasi dengan Taiwan.

“Tiongkok harus dengan tegas mengendalikan dan mengambil inisiatif dalam hubungan lintas selat, serta secara konsisten mendorong penyatuan kembali tanah air,” kata Wang dalam pertemuan tahunan yang membahas kebijakan terkait Taiwan.

Taiwan sendiri menolak klaim kedaulatan Beijing atas wilayahnya dan menegaskan bahwa masa depan Taiwan hanya dapat ditentukan oleh rakyatnya sendiri.

Ketegangan atas pemutusan kabel komunikasi bawah laut

Selain latihan militer, ketegangan antara Taiwan dan Tiongkok juga meningkat akibat dugaan sabotase terhadap kabel komunikasi bawah laut di lepas pantai barat daya Taiwan.

Pada Selasa 25 Februari 2025, Penjaga Pantai Taiwan menahan sebuah kapal kargo berbendera Togo yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Kapal yang bernama Hong Tai 58 itu diawaki oleh kru berkebangsaan Tiongkok dan sebelumnya telah masuk dalam daftar pemantauan Taiwan yang mencakup 52 kapal terkait Tiongkok yang dicurigai berpotensi mengancam infrastruktur kabel bawah laut.

Beijing menolak tuduhan tersebut, dengan menyebut Taiwan sedang “memanipulasi” dugaan keterlibatan Tiongkok tanpa bukti yang jelas.

Taiwan mencatat bahwa ini adalah kasus kelima dari gangguan kabel bawah laut dalam satu tahun terakhir. Sebelumnya, insiden serupa juga terjadi di Laut Baltik setelah invasi Rusia ke Ukraina, yang menimbulkan spekulasi bahwa kejadian di Taiwan mungkin memiliki pola yang sama.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)