Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 21 November 2025 15:37
Jakarta: Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, rata-rata minyak mentah Indonesia pada Oktober 2025 mengalami penurunan sebesar USD3,19 per barel. ICP turun dari USD66,81 per barel pada September 2025 menjadi USD63,62 per barel.
“Penurunan ketegangan geopolitik timur tengah dengan tercapainya gencatan senjata antara Israel dengan Hamas telah menurunkan kekhawatiran pasar pada kelancaran pasokan minyak dari timur tengah, turut mempengaruhi penurunan harga minyak mentah,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman, dikutip melalui laman resmi Ditjen Migas dikutip dari Antara, Jumat, 21 November 2025.
Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional dipengaruhi oleh kesepakatan negara-negara OPEC+ yang merencanakan peningkatan suplai minyak untuk November 2025 sebesar 137 ribu barel per hari, di tengah kekhawatiran pasar atas kelebihan pasokan minyak global.
Penetapan ICP Oktober 2025 sebesar USD63,62 per barel, tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 351.K/MG.01/MEM.M/2025 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Oktober 2025 tanggal 10 November 2025.
.jpg)
(Ilustrasi. Foto: Dok ICDX)
Lebih lanjut, Laode menjelaskan terkait pasokan minyak mentah dunia, berdasarkan laporan OPEC, produksi minyak mentah DoC pada September meningkat sebesar 630 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya, dengan rata-rata 43,05 juta barel per hari.
Selain itu, IEA melaporkan pengolahan minyak mentah global diperkirakan mencapai titik terendah musiman sebesar 81,6 juta barel per hari pada Oktober, hampir empat juta barel per hari di bawah level rekor pengolahan pada Juli.
Rendahnya pengolahan minyak mentah dikarenakan pemeliharaan berkala kilang minyak terutama di kawasan belahan bumi bagian utara.
“Faktor lain yang mempengaruhi penurunan minyak mentah Oktober 2025 adalah tren peningkatan nilai tukar mata uang US dolar terhadap mata uang utama dunia di Oktober turut menekan harga minyak dunia,” kata Laode.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh produsen utama minyak, Arab Saudi, yang memotong harga penjualan resmi minyak mentah (OSP) untuk para pembeli di Asia.
“Langkah ini dilakukan di tengah permintaan yang melemah di kawasan tersebut dan penurunan margin kilang. Harga minyak Arab Light untuk Oktober dipotong sebesar USD1,40 per barel,” kata Laode.
Selain itu, tutur Laode melanjutkan, penurunan harga minyak juga diakibatkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok yang turut menekan pertumbuhan ekonomi regional.
Selengkapnya, perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Oktober 2025 dibandingkan September 2025 mengalami penurunan sebagai berikut: