Transformasi Kesehatan Digital Jadi Prioritas Baru ASEAN

Pijar Foundation saat menyerahkan rekomendasi kebijakan. Istimewa

Transformasi Kesehatan Digital Jadi Prioritas Baru ASEAN

Al Abrar • 20 November 2025 13:54

Kuala Lumpur: ASEAN semakin mantap melangkah menuju ASEAN Community Vision 2045 dengan menempatkan transformasi kesehatan digital sebagai salah satu pilar utama. Upaya memperkuat ketahanan kesehatan kawasan terus dipercepat, termasuk melalui kerja sama lintas negara yang kini semakin terarah dan berbasis inovasi.

Dalam semangat penguatan itu, Pijar Foundation bersama ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC) menyerahkan rekomendasi kebijakan kepada Perwakilan Senior Officials’ Meeting on Health Development (SOMHD) Malaysia, Maheshwara Rao a/l Appannan, di Kuala Lumpur. Rekomendasi tersebut menjadi bagian penting dalam penyusunan ASEAN Post-2025 Health Development Agenda (APHDA), yang mulai digawangi Malaysia sebagai Ketua Pilar Kesehatan ASEAN 2025–2026.

Maheshwara Rao menilai digitalisasi membuka peluang besar untuk menghadirkan layanan kesehatan yang lebih inklusif di kawasan.

“Solusi digital health yang tepat akan lahir bila masyarakat menjadi bagian dari proses desainnya. Ketika kebutuhan pengguna menjadi pusat inovasi, kita tidak hanya menciptakan teknologi, tapi juga kemajuan bersama,” ujar Maheshwara.
 


Rekomendasi berjudul “ASEAN’s Digital Health Future: Catalysing Regional Collaboration and Resilience Through Digital Innovation” itu diperkenalkan dalam kegiatan Policy Recommendation Dissemination “Catalysing Digital Health Collaboration for a Healthy ASEAN 2045”. Acara ini merupakan rangkaian program Global Future Fellows (GFF) 2025: Powering ASEAN’s Digital Health Future yang mempertemukan pembuat kebijakan, inovator, akademisi, serta pemimpin kesehatan dari negara-negara ASEAN termasuk Timor-Leste.

Direktur Eksekutif Pijar Foundation, Cazadira Fediva Tamzil, menegaskan bahwa kesehatan adalah fondasi yang akan menentukan kuatnya ASEAN di masa depan.

“Tidak ada ASEAN tanpa masyarakat yang sehat. Melalui GFF, kami mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin katalitik yang mampu menghubungkan sektor kesehatan, teknologi, dan kebijakan. Di sini, kapasitas regional diperkuat melalui pusat pembelajaran, scorecard kesiapan, dan kerangka talenta kesehatan digital,” ujar Tamzil.

Rekomendasi ini disusun secara kolaboratif oleh Fellows dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja, Filipina, hingga Timor-Leste. Selama enam bulan, mereka melakukan observasi di berbagai negara, berdiskusi dengan para ahli, dan memetakan peluang penguatan ekosistem digital health ASEAN. Kerja lintas wilayah ini dipandang ASEAN BAC sebagai bentuk konkret peran sektor privat dalam masa depan kesehatan kawasan.

Executive Director ASEAN BAC, Rifki Weno, optimistis kolaborasi ini akan menjadi standar baru dalam pembangunan kesehatan ASEAN.

“Kolaborasi lintas sektor adalah kekuatan kita. Dengan inovasi yang terarah dan kemitraan yang konsisten, ASEAN punya peluang besar untuk memimpin transformasi kesehatan digital,” kata Rifki.

Pijar Foundation dan ASEAN BAC menegaskan komitmennya untuk terus mendorong ekosistem kesehatan digital yang tangguh, kolaboratif, dan responsif terhadap tantangan masa depan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Al Abrar)