Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa menunaikan salat Iduladha bersama sejumlah pejabat dan masyarakat umum di Damaskus, 6 Juni 2025. (SANA)
Willy Haryono • 7 June 2025 15:48
Damaskus: Masyarakat Suriah merayakan Iduladha pada hari Jumat untuk pertama kalinya sejak penggulingan Bashar al-Assad pada Desember tahun lalu.
Presiden interim Suriah Ahmed al-Sharaa, para menteri, komandan militer, pejabat agama, dan masyarakat umum, terpantau melaksanakan salat Iduladha di istana kepresidenan Damaskus.
Dalam pesan kepada rakyat saat Iduladha, Sharaa menegaskan bahwa Suriah sedang dalam proses pemulihan setelah 14 tahun perang dan penderitaan.
Menurut kantor berita negara SANA dan dikutip Asharq al-Awsat, Sabtu, 7 Juni 2025, puluhan ribu orang memadati alun-alun di Damaskus untuk melaksanakan salat berjamaah di hari raya Iduladha.
Warga dari berbagai daerah di Suriah sangat antusias menjalankan salat Iduladha di Masjid Umayyah untuk pertama kalinya sejak penggulingan Assad. Gubernur Damaskus, Maher Marwan, mengatakan bahwa negaranya sedang pulih di berbagai aspek “berkat kesatuan dan kesabaran rakyatnya.”
Usai salat berjamaah, Sharaa menuju provinsi selatan Daraa, kunjungan pertamanya sejak menjabat. Ia disambut hangat masyarakat yang memadati tempat kedatangannya.
Sementara itu, Dewan Fatwa Tertinggi Suriah mengeluarkan fatwa yang melarang tindakan balas dendam di luar jalur hukum. Dewan menegaskan bahwa keadilan hanya dapat dicapai melalui otoritas berwenang, guna mewujudkan keamanan dan keadilan sosial.
Fatwa ini dikeluarkan setelah adanya sejumlah keluhan terkait tindakan balas dendam individual terkait penggulingan Assad.
Utusan khusus Amerika Serikat untuk Suriah, Thomas Barrack, memberikan apresiasi terhadap fatwa tersebut dengan mengatakan: “Langkah awal yang sangat baik bagi pemerintahan baru Suriah yang melangkah menuju masa depan baru.”
Dewan juga menyerukan percepatan proses hukum terhadap sejumlah tersangka, penerapan undang-undang yang efektif, dan menjauhkan tokoh-tokoh terkait rezim lama dari sistem peradilan.
Mewujudkan keadilan dan mengakhiri penindasan adalah fondasi penting untuk perdamaian sipil, tegas dewan.
Dewan memperingatkan bahwa ajakan balas dendam secara pribadi bertentangan dengan hukum syariah dan hanya akan menimbulkan kekacauan, perselisihan, serta mengancam persatuan sosial di Suriah.
Baca juga: Rekonstruksi Suriah Dimulai, Presiden Sharaa Serukan Persatuan Nasional