Sulit Tembus USD3.300, Harga Emas Terbebani Data Ekonomi AS

Ilustrasi. Foto: Unplash

Sulit Tembus USD3.300, Harga Emas Terbebani Data Ekonomi AS

Eko Nordiansyah • 14 May 2025 11:23

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) terus menunjukkan pergerakan negatif pada perdagangan Rabu pagi, 14 Mei 2025 diperdagangkan di sekitar USD3.245 setelah sempat menguat tipis ke USD3.250 pada Selasa, 13 Mei 2025. Meskipun terjadi pemulihan sebesar 0,42 persen kemarin, tekanan jual masih mendominasi pasar logam mulia.

Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menilai tren jangka pendek emas tetap bearish, baik secara teknikal maupun fundamental. Andy menjelaskan bahwa berdasarkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, saat ini XAU/USD masih bergerak dalam tekanan turun.

"Secara teknikal, harga emas berpotensi melemah hingga menyentuh level support di USD3.208. Namun jika terjadi rebound, maka kenaikan sementara bisa menargetkan area resistance di USD3.279," jelas dia dalam keterangan resmi.

Faktor fundamental yang menekan harga emas

Selain faktor teknikal, Andy juga menyoroti dampak fundamental yang saat ini membebani harga emas. Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi salah satu faktor utama yang meningkatkan sentimen risiko dan menekan daya tarik safe haven emas.

Setelah negosiasi dua hari di Jenewa, kedua negara sepakat memangkas tarif secara signifikan. AS menurunkan tarif atas barang Tiongkok dari 145 persen menjadi 30 persen, sementara Tiongkok juga memangkas tarif atas produk AS dari 125 persen menjadi 10 persen.
 
Baca juga: 

Harga Emas di Antam Cuma Naik Rp2.000, Pegadaian Masih Turun


(Ilustrasi. Foto: Dok Bappebti)

Perkembangan ini mendorong penguatan pasar saham dan aset berisiko lainnya, sekaligus melemahkan permintaan terhadap logam mulia. Lebih lanjut, Andy memprediksi bahwa harga emas akan sulit menembus level psikologis USD3.300 dalam waktu dekat.

"Laporan inflasi (Consumer Price Index/CPI) AS yang lebih lemah dari perkiraan dan kesepakatan dagang AS–Tiongkok yang bersifat meredakan ketegangan, cenderung menjaga harga emas tetap di bawah level USD3.300. Ketiadaan pemicu kuat untuk pembelian safe haven membuat ruang penguatan emas masih terbatas,” ujar Andy.

Di sisi geopolitik, ketegangan antara India dan Pakistan juga mulai mereda. Gencatan senjata tetap terjaga di wilayah perbatasan seperti Jammu dan Kashmir, menyusul pernyataan tegas dari Perdana Menteri India Narendra Modi terhadap aksi teror dan sikap Pakistan. Stabilitas kawasan ini menjadi faktor tambahan yang menekan harga emas, karena menurunkan kekhawatiran geopolitik global.

Sementara itu, pelaku pasar menanti pidato pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan hari ini. Meskipun proyeksi pasar masih menunjukkan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 52 basis poin hingga akhir 2025, sinyal terbaru dari The Fed akan sangat menentukan arah pergerakan dolar AS dan yield obligasi, dua faktor utama yang memengaruhi harga emas.

"Para trader untuk tetap waspada terhadap volatilitas jangka pendek. Hari ini, kisaran pergerakan harga emas diprediksi berada antara USD3.208 sebagai level support dan USD3.279 sebagai level resistance, dengan kecenderungan pergerakan yang masih berada dalam tekanan bearish," ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)