Ilustrasi. Banjir di Jalan Kemang Utara 9 Jaksel. Foto: Metro TV/Dody Soebagio
Jakarta: Banjir masih menjadi bencana yang berulang di berbagai wilayah Indonesia, terutama saat musim hujan tiba. Tak hanya menghambat aktivitas masyarakat, banjir juga membawa dampak serius terhadap kesehatan lingkungan.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang dikutip, Rabu, 14 Mei 2025, penanganan banjir harus dilakukan secara menyeluruh, dimulai dari langkah pencegahan sebelum bencana terjadi.
Kemenkes menyebut bahwa banjir tidak boleh dianggap sebagai kejadian biasa yang hanya bisa ditangani pemerintah. Pencegahan adalah kunci. Semakin dini masyarakat terlibat menjaga lingkungan, semakin kecil kemungkinan banjir melanda dan menyebarkan penyakit.
Dengan kebiasaan sederhana namun konsisten, masyarakat bisa menjadi garda terdepan dalam mengurangi risiko banjir. Mulai dari rumah, inilah enam langkah yang bisa dilakukan semua orang, tanpa perlu alat atau anggaran besar.
1. Tidak Membuang Sampah ke Selokan atau Sungai
Sampah plastik, puntung rokok, hingga limbah rumah tangga yang dibuang ke saluran air menjadi penyebab utama sumbatan. Ketika curah hujan tinggi, sumbatan ini memicu genangan bahkan banjir.
Langkah yang bisa diambil:
Gunakan tempat sampah tertutup, edukasi keluarga dan tetangga, serta pastikan lingkungan sekitar bebas dari kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Baca juga:
Jalan Kemang Utara IX Jaksel Terendam Air Setinggi 40 Cm
2. Bersihkan Saluran Air Secara Berkala
Saluran air yang penuh lumpur dan daun kering dapat mempercepat banjir lokal. Membersihkan saluran air secara rutin menjadi langkah pencegahan yang sangat efektif.
Langkah yang bisa diambil:
Lakukan kerja bakti di lingkungan bersama warga minimal sebulan sekali. Periksa dan bersihkan got atau selokan depan rumah setiap akhir pekan.
3. Jaga Kelestarian Hutan dan Lahan Resapan
Penebangan pohon secara liar mengakibatkan hilangnya area resapan alami air hujan. Ketika air tidak bisa terserap ke tanah, ia akan mengalir deras ke permukiman dan menyebabkan banjir.
Langkah yang bisa diambil:
Tanam pohon di halaman rumah, dukung program reboisasi, dan hindari praktik pembalakan liar. Terapkan prinsip “tebang pilih” dan jaga hutan lokal.
4. Gunakan Pekarangan Rumah untuk Serapan Air
Area terbuka di rumah dapat dimanfaatkan untuk membantu meresapkan air hujan ke tanah. Penggunaan paving block atau beton penuh justru memperparah limpasan air.
Langkah yang bisa diambil:
Buat lubang biopori, tanam rumput dan tanaman di halaman, dan kurangi penggunaan permukaan keras yang kedap air.
5. Kelola Limbah Cair dengan Bijak
Limbah dapur seperti minyak goreng bekas, deterjen, dan bahan kimia rumah tangga jika dibuang ke saluran air akan mengendap dan menyebabkan penyumbatan.
Langkah yang bisa diambil:
Saring air cucian, tampung minyak bekas dalam wadah, dan gunakan sabun atau deterjen ramah lingkungan. Hindari membuang limbah cair ke got atau sungai.
6. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Banjir sering membawa dampak lanjutan berupa wabah penyakit, terutama bila air kotor menggenangi permukiman. Cedera dan infeksi bisa terjadi saat evakuasi atau setelah banjir surut.
Langkah yang bisa diambil:
Gunakan alas kaki saat berada di genangan, jaga kebersihan rumah dan tubuh, serta segera kunjungi fasilitas kesehatan jika mengalami luka atau gejala sakit.
Langkah-langkah sederhana ini menjadi bukti bahwa pencegahan banjir tidak selalu memerlukan infrastruktur besar. Kesadaran kolektif dan aksi harian dari masyarakat adalah benteng utama menghadapi musim hujan. Seperti disampaikan Kemenkes RI, menjaga lingkungan dan kesehatan tidak bisa ditunda. Dimulai dari rumah, semua orang punya peran mencegah banjir dan melindungi sesama.