Yonkes TNI AU Uji Kesiapan Evakuasi Medis Terpadu Bersama Tentara Australia

Yonkes AU menguji kemampuan dan interoperabilitas sistem evakuasi medis terpadu dengan ADF. Foto: Metrotvnews.com

Yonkes TNI AU Uji Kesiapan Evakuasi Medis Terpadu Bersama Tentara Australia

Muhammad Reyhansyah • 30 October 2025 07:05

Bayah: Satuan Batalyon Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (Yonkes AU) menguji kemampuan dan interoperabilitas sistem evakuasi medis terpadu dalam latihan gabungan Bhakti Kanyini Ausindo 2025 (BKA25), Rabu, 29 Oktober 2025.

Latihan ini menjadi bagian penting dari simulasi Humanitarian Assistance and Disaster Relief (HADR) yang melibatkan personel TNI dan Australian Defence Force (ADF) di wilayah Lebak, Banten.

Komandan Batalyon Kesehatan TNI AU Letkol Kes dr. Ahmad Hendra Y., Sp.B. menjelaskan bahwa simulasi kali ini dirancang untuk mengukur efektivitas rantai evakuasi medis terpadu, mulai dari penemuan korban di titik bencana hingga penanganan bedah darurat di rumah sakit lapangan.

“Tujuan utama simulasi ini sangat krusial: menguji interoperabilitas dan kecepatan rantai evakuasi medis terpadu, dari penemuan korban hingga penanganan definitif di fasilitas lanjutan,” ujar Letkol Ahmad Hendra dalam keterangan tertulis yang diterima awak media.

“Yonkes AU berperan sebagai rumah sakit lapangan dengan kemampuan bedah, stabilisasi, dan resusitasi yang dapat kami dirikan secara cepat di area operasi,” imbuhnya.


Evakuasi Medis Terintegrasi

Dalam skenario latihan, tim medis TNI melakukan evakuasi medis terintegrasi untuk korban kritis di area terdampak. Proses dimulai dari tahap initial triage—memilah korban berdasarkan tingkat keparahan cedera (Merah, Kuning, Hijau, Hitam) serta melakukan tindakan penyelamatan awal di lapangan.

Setelah korban distabilkan, mereka langsung dirujuk ke Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) Yonkes AU untuk menerima perawatan lanjutan. Seluruh proses rujukan mengikuti protokol komunikasi standar seperti SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) atau MIST (Mechanism, Injury, Signs, Treatment) untuk memastikan kesiapan tim penerima.

“Proses rujukan ini menuntut komunikasi yang sangat presisi. Setibanya di Rumkitlap Yonkes AU, korban akan melalui triase ulang untuk memverifikasi status medis dan menentukan prioritas tindakan bedah darurat,” jelas Letkol Ahmad.

Latihan juga melibatkan pergerakan evakuasi laut dan udara, di mana dukungan dari unsur TNI AU memainkan peran vital untuk mempercepat transportasi korban.

Menurut Ahmad, kecepatan dan keamanan dalam pemindahan pasien trauma menjadi faktor penentu dalam menjaga “golden period” atau waktu krusial penyelamatan nyawa.

Kolaborasi Antar-Matra

Latihan Bhakti Kanyini Ausindo tidak hanya menguji kesiapan Yonkes AU secara internal, tetapi juga menjadi wadah kolaborasi lintas matra dan antarnegara.

Simulasi medis ini memperkuat koordinasi antara TNI AU, TNI AD, dan ADF, serta sinergi dengan lembaga-lembaga sipil seperti BNPB, Basarnas, dan GMLS.

“Kami tidak hanya menguji kemampuan Yonkes AU, tapi juga memperkuat kesamaan prosedur dengan matra lain dan mitra ADF,” kata Ahmad.

“Kolaborasi ini penting agar seluruh elemen tanggap bencana memiliki pola kerja yang sama ketika situasi nyata terjadi,” tambahnya.

Melalui latihan ini, Yonkes AU berharap dapat menyempurnakan Standar Operasi Prosedur (SOP) lintas instansi dalam operasi kemanusiaan dan bencana di masa depan.

Ahmad menegaskan, hasil dari latihan Bhakti Kanyini Ausindo 2025 diharapkan memastikan rantai bantuan medis—mulai dari posko terdepan, rumah sakit lapangan, hingga rumah sakit rujukan dapat berjalan cepat, efisien, dan terkoordinasi.

“Kami ingin memastikan bahwa saat bencana sesungguhnya terjadi, seluruh rantai medis dapat berjalan dengan cepat dan mulus demi menyelamatkan setiap nyawa,” tambah Ahmad.

Latihan Bhakti Kanyini Ausindo 2025 menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Indonesia dan Australia memperkuat diplomasi pertahanan non-tradisional di Indo-Pasifik. Lewat kerja sama ini, kedua negara berkomitmen memastikan bahwa kesiapsiagaan dan kemanusiaan tetap menjadi fondasi utama hubungan pertahanan bilateral.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)