Chief Executive Officer Danantara Rosan Roeslani. MI/Insi Nantika Jelita
Insi Nantika Jelita • 9 October 2025 10:20
Jakarta: Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan, proses restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh masih terus berlangsung.
Rosan menjelaskan, negosiasi dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah Tiongkok dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC).
“Iya, negosiasi sedang berjalan dengan pihak Tiongkok, baik dengan pemerintah Tiongkok maupun NDRC. Prosesnya masih terus berjalan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu, 8 Oktober 2025.
Proyek KCJB yang menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu menelan biaya pembangunan sekitar USD7,2 miliar atau sekitar Rp119,6 triliun (kurs Rp16.614 per USD). Dari jumlah tersebut, USD1,2 miliar atau Rp19,9 triliun merupakan pembengkakan biaya (cost overrun).
Baca Juga :
(Ilustrasi kereta cepat. Foto: Dok istimewa)
Rosan menegaskan restrukturisasi yang diupayakan Danantara tidak hanya sekadar perbaikan skema pembayaran utang, melainkan juga reformasi menyeluruh agar tidak menimbulkan masalah serupa di masa depan.
"Kita maunya bukan restrukturisasi yang sifatnya masih berpotensi menimbulkan masalah ke depan. Jadi kita ingin melakukan reformasi secara komprehensif. Begitu restrukturisasi dilakukan, ke depannya tidak akan terjadi lagi hal-hal seperti ini, seperti kemungkinan default dan lainnya,” kata dia
Proyek KCJB digarap oleh KCIC yang merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN melalui PT PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Ini dengan konsorsium perusahaan perkeretaapian Tiongkok melalui Beijing Yawan HSR Co.Ltd. Porsi kepemilikan PSBI di KCIC adalah 60 persen, sedangkan Beijing Yawan 40 persen. PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku pemimpin konsorsium PSBI.
Keterlibatan Danantara dalam restrukturisasi
Rosan menambahkan, keterlibatan Danantara dalam restrukturisasi utang KCJB masih dalam proses jangka panjang. Karena pembahasan masih berlangsung, Rosan belum dapat membeberkan detail kesepakatan yang sedang dirancang.
"Agak panjang (keterlibatan Danantara, tapi ini masih berjalan dengan pihak Tiongkok. Enggak elok kalau saya bicara terlalu jauh sebelum ada kesepakatan final. Setelah selesai nanti, tentu akan kami sampaikan secara terbuka,” kata dia.
Saat ditanya mengenai target penyelesaian restrukturisasi, Rosan hanya menegaskan proses tersebut akan diselesaikan secepatnya.
Terkait dampak restrukturisasi terhadap rencana kelanjutan proyek KCJB, termasuk rencana perpanjangan rute ke Surabaya, Rosan menuturkan hal tersebut menjadi kewenangan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Kalau soal itu, mungkin lebih menjadi domainnya Pak Menko AHY. Beliau nanti yang akan menjelaskan lebih detail,” ujar dia.