Dubes RI di Tunisia Zuhairi Misrawi berdoa bersama puluhan relawan IGPC di KBRI Tunis, Tunisia, Jumat, 5 September 2025. (IGPC)
Willy Haryono • 6 September 2025 16:51
Tunis: Duta Besar Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, menggelar doa bersama dengan relawan Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) di Wisma KBRI Tunis di Tunisia pada Jumat, 5 September 2025. Doa ini menjadi pengantar sebelum pelayaran menuju Jalur Gaza dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF).
Sebanyak 60 relawan Indonesia saat ini berada di Tunis. Dari jumlah itu, 34 orang akan ikut berlayar menembus blokade Gaza bersama ribuan relawan lain dari 44 negara. Turut hadir dalam rombongan ini adalah dua jurnalis Metro TV, Iqbal Himawan dan Yahdin Syafrizal.
Dalam sambutannya, Zuhairi atau yang akrab disapa Gus Mis, menyebut para relawan IGPC sebagai orang-orang yang menjalankan tugas mulia, melanjutkan cita-cita pendiri bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
“Dulu saya hanya mengamati Palestina sebagai pengamat Timur Tengah. Kini sebagai duta besar, saya langsung merasakan persoalan ini dari dekat,” ujarnya, dalam keterangan tertulis kepada Metrotvnews.com, Sabtu, 6 September 2025.
Ia menegaskan bahwa perjuangan untuk Gaza adalah upaya menegakkan kembali peradaban kemanusiaan. “Apa yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat adalah kesalahan. Karena itu kita tidak boleh diam. Bahkan, genosida adalah kejahatan tertinggi, dan hukum internasional membenarkan pergerakan kapal-kapal GSF sebagai langkah memperbaiki arah peradaban manusia,” tegasnya.
Gus Mis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada para relawan yang akan berlayar. “Kawan-kawan adalah pejuang bangsa yang akan dicatat dalam sejarah perjalanan bangsa sekaligus perjalanan kemanusiaan. Saya yakin, tak lama lagi dunia akan menyaksikan kemerdekaan Palestina,” tambahnya.
Sementara itu, Koordinator IGPC Muhammad Husein menjelaskan bahwa IGPC lahir tiga bulan lalu sebagai respon atas genosida di Gaza. “Kami berkumpul bersama para ulama dan aktivis, lalu lahirlah IGPC. Gerakan ini diarahkan pada langkah strategis, yaitu konvoi menembus blokade Gaza,” katanya.
Husein menambahkan bahwa gerakan besar konvoi ini diinisiasi oleh Global Movement to Gaza yang menaungi gerakan maritim GSF. Untuk kawasan Asia Tenggara, gerakan ini dikenal sebagai Sumud Nusantara.
Ia juga menilai perjalanan ini penuh makna. “Subhanallah, Allah arahkan gerakan ini ke Tunisia, negara yang bebas visa. Jika ke negara lain yang wajib visa, mungkin kami tidak bisa masuk. Ini bukan kebetulan,” ujar Husein.
Meski sadar akan risiko besar, Husein menegaskan semangat para relawan. “Risiko terburuk dalam perjalanan ini tidak akan lebih buruk dari apa yang dialami saudara-saudara kita di Gaza,” tegasnya.
Baca juga: Kendala Teknis, Pelayaran Kapal Bantuan Kemanusiaan Indonesia ke Gaza Ditunda