Pemimpin gereja KOJC, Apollo Quiboloy. (Handout)
Medcom • 9 September 2024 13:24
Manila: Otoritas Filipina mengumumkan penangkapan Apollo Quiboloy pada Minggu, 8 September 2024. Quilboloy merupakan seorang pemimpin gereja besar dan penasehat spiritual mantan Presiden Rodrigo Duterte, yang menjadi buronan atas berbagai tuduhan pelecehan seksual di Filipina dan Amerika Serikat (AS).
Melansir dari Eurasia Review, Senin, 9 September 2024, penangkapan ini terjadi setelah pencarian selama berbulan-bulan, yang berfokus pada kompleks gereja di Davao, wilayah terkuat keluarga Duterte.
Benhur Abalos, Menteri Dalam Negeri Filipina, mengonfirmasi penangkapan Quiboloy melalui akun Facebook resminya.
“Pastor Quiboloy telah ditangkap!,” tulis Abalos tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dalam unggahannya, Abalos membagikan foto Quiboloy mengenakan pakaian hitam dengan syal putih dan topi hitam, ditemani oleh penasihat hukumnya.
Ferdinand Topacio, salah satu pengacara Quiboloy, membantah bahwa kliennya ditangkap secara paksa dan mengeklaim bahwa Quiboloy menyerahkan diri secara sukarela kepada otoritas Filipina.
Quiboloy, yang menyebut dirinya sebagai “Anak Tuhan,” merupakan pendiri Kingdom of Jesus Christ (KOJC), gereja besar yang mengeklaim memiliki jutaan pengikut di dalam dan luar negeri.
Selama bertahun-tahun, Quiboloy membangun kerajaan media pribadi dan mengumpulkan kekayaan yang besar, termasuk memiliki saluran televisi, dua jet pribadi, dan armada helikopter.
Agustus lalu, pengadilan Filipina memerintah pembekuan aset Quiboloy termasuk 10 rekening bank, 7 properti, dan kendaraan mewahnya karena dugaan keterlibatan dalam aktivitas ilegal seperti perdagangan manusia, pencucian uang, dan pelecehan seksual terhadap anak.
Otoritas AS dan Filipina telah menuduh Quiboloy terlibat dalam eksploitasi seksual terhadap anggota gerejanya, termasuk dugaan perdagangan anak untuk tujuan seksual.
Maret lalu, Senat Filipina memerintahkan penangkapan Quiboloy setelah ia tidak memenuhi panggilan untuk hadir di sidang terkait tuduhan pidana yang ditujukan kepadanya. Surat perintah penangkapan itu dikeluarkan pada bulan April untuk pendeta berusia 74 tahun tersebut.
Di bulan yang sama, Quiboloy membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa AS berusaha "menghancurkan" dirinya.
"Saya diawasi oleh CIA dan FBI di Filipina. Saya bersembunyi di negara saya sendiri karena mereka bisa menangkap saya kapan saja," katanya dalam rekaman suara berdurasi 36 menit yang diunggah ke media sosial.
Selama 5 bulan dalam pelariannya, Quiboloy diduga bersembunyi di kompleks gerejanya di Davao, yang luasnya sekitar 30 hektare, setara dengan lebih dari 700 lapangan basket.
Pengacaranya, Topacio, mengatakan bahwa Quiboloy menyerahkan diri secara sukarela kepada Angkatan Bersenjata Filipina, khususnya kepada Badan Intelligence Service of the Armed Forces (ISAFP), dan menegaskan bahwa ia tidak ditangkap oleh polisi. Tim hukum Quiboloy akan terus membela hak-haknya dan mempersiapkan pembelaannya sesuai dengan undang-undang.
Di Amerika Serikat Quiboloy berpotensi menghadapi hukuman penjara selama 15 tahun hingga seumur hidup jika terbukti bersalah. (Nithania Septianingsih)
Baca juga: Dahului Marcos Jr, Putri Duterte Dilantik sebagai Wapres Filipina