Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif. Foto: Dokumen Kementerian ESDM
Annisa ayu artanti • 2 November 2023 14:28
Bali: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan kawasan ASEAN harus terkoneksi listrik karena akan membawa banyak manfaat.
"Manfaat tersebut di antaranya adalah peningkatan reliabilitas sistem, peningkatan penetrasi energi terbarukan, dan mengatasi persoalan ketidaksesuaian antara permintaan dan sumber energi," ujar Arifin pada ASEAN High-Level Dialogue di World Hydropower Congress (WHC) 2023, dikutip Kamis, 2 November 2023.
Arifin menjelaskan, pengembangan interkonektivitas energi di ASEAN, khususnya melalui ASEAN Power Grid sangat krusial sebagai tulang punggung pemanfaatan energi terbarukan, meningkatkan ketahanan energi, dan mempercepat transisi energi.
Dalam deklarasi 41st ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM-41) menetapkan target tahun yang aspiratif bagi setiap negara anggota ASEAN untuk saling terhubung melalui ASEAN Power Grid dan Trans ASEAN Gas Pipeline menuju 2045.
Baca juga: PLN Teken Kerja Sama ke 9 Perusahaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan
AMEM-41 juga menyepakati Pernyataan Bersama antara negara-negara Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-
"Deklarasi Bersama AMEM-41 dan Pernyataan Bersama BIMP adalah milestone yang penting bagi kerja sama energi di ASEAN. Negara anggota ASEAN memiliki visi yang sama pada pengembangan sektor energi di masa depan, dengan akselerasi transisi energi dan pencapaian ketahanan energi berkelanjutan," kata Arifin.
Indonesia bangun super grid
Indonesia juga berencana untuk membangun Super Grid untuk meningkatkan konektivitas dan mengurangi intermitensi kelistrikan di lima pulau besar Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara-Bali.
"Interkonektivitas ini akan mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber energi terbarukan dan menciptakan sistem energi yang andal di seluruh wilayah Indonesia," ucap Arifin.
Tenaga hidro, sebagai salah satu potensi energi terbarukan, dapat menjadi pilihan yang unggul untuk menjamin ketahanan energi berkelanjutan di Asia Tenggara. Total potensi energi terbarukan di ASEAN mencapai 17.229 Gigawatt, dengan potensi hidro mencapai 261 GW.
"Pengembangan pembangkit listrik tenaga hidro perlu dilakukan dengan fokus pada keberlanjutan, dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat sekitar dan kelestarian ekosistem. Lebih lanjut lagi, kita perlu kemajuan teknologi dan perbaikan dalam desain proyek dan manajemen," ujar Arifin.